Konspirasi Di Balik Drama Dengan si "Bunga"

 

Hallo.. Ya malam ini saya mau nulis tentang konspirasi di balik drama dengan si "Bunga"..

Nah, tulisan saya kali ini sifatnya hanya sekedar lanjutan aja dari tulisan saya sebelumnya yang berjudul Rangkuman & Kesimpulan Drama Dengan si "Bunga". Nah, bagi anda yang mungkin masih bingung atau belum ngerti dengan susbstansi, konteks, & kronologinya. Masih bingung dengan status hubungan saya dengan si "bunga" ini sebenernya apa, kemudian masih bingung & belum ngerti dengan apa yang saya lakukan, kemudian mungkin masih ribet dengan propaganda isu - isunya, silahkan anda baca aja tulisan saya sebelumnya tersebut. Karena saya sudah banyak membahas itu di tulisan saya sebelumnya. Sehingga bagi anda yang mungkin masih bingung atau belum ngerti, silahkan di baca sendiri aja ya. Karena saya tidak banyak membahas masalah itu disini.. Nah, sehingga silahkan di baca sendiri ya.. 

Nah, kemudian saya paham kalo mungkin banyak yang sensi dengan propaganda isu - isunya. Betul? Sehingga kesanya saya agak gimana - gimana gitu. Ya ndak? Nah, oke kali ini saya mau bahas disini.. hehehe..

Nah, sekedar mereview sedikit aja. Jadi yang saya lakukan ini kan sebenernya baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja. Sehingga ya baru sebatas itu. Bukan melakukan tindakan kriminal seperti korupsi sampe merugikan berapa ratus milyar, mencuri, atau melakukan tindakan kriminal lainya. Nah, ini tolong di garis bawahi. 

Nah, kemudian karena Tidak Ada Respon, sehingga antara saya dengan si "bunga" ini masih belum ada atau belum terjadi Kesepakatan/Ikatan/Hubungan apa - apa. Oke, jadi sampe disini clear untuk status hubungan saya dengan si "bunga"? Tolong ini di garis bawahi lagi. 

Nah, sehingga yang saya lakukan ya hanya sebatas itu. Urusan sepele yang ndak ada artinya, kemudian saya kira ya itu hal yang lumrah & wajar di lakukan anak jaman sekarang. Masa anak jaman sekarang gak ada yang begitu? Saya kira yang saya lakukan ini juga banyak di lakukan anak jaman sekarang lah. Ya ndak? 

Nah, tapi yang terjadi adalah, dugaanya saya ini :
  1. Di framing macam - macam lah.
  2. Di doxing lah 
  3. Mainya main belakang & gak berani terbuka di depan lah.
  4. Orang lain di suruh nutup - nutupi dengan berbagai macam dalih & alasan lah. 
  5. Bawa - bawa atau mengatasnamakan "ini itu" lah
  6. Nyuruh orang untuk mantau kehidupan & pesan pribadi lah, 
  7. dst. 
Lha, ini apa kaitan & urusanya coba wong saya ini baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja kok buanyak banget isu - isu yang di hembuskan & manuver - manuvernya? Kemudian kok saya malah di tusuk di belakang? Kemudian kenapa mereka gak berani terbuka di depan? Karena kalo gak ada apa - apa kan seharusnya gak masalah untuk terbuka. Tapi ini kenapa kok kesanya di tutup - tutupi & gak berani terbuka? Nah, ada apa? Apa saya salah karena baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja. Kemudian apa semua yang melakukan hal yang sama dengan yang saya lakukan mendapat perlakuan yang sama? Atau cuman saya aja?

Nah, sehingga dari situ kalo anda kritis kan seharusnya sudah bisa mengendus kalo ada yang ndal beres, aneh, ganjil, & gak wajar. Ya ndak? Bahasa sederhanya ngapain orang baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja udah buanyak banget propaganda isu - isu & manuvernya? Serba di tutup²i & main belakang pula. Nah, sehingga ndak beres, aneh, ganjil, & gak wajar kan? 

Ya, oke saya akan banyak membahas masalah itu di tulisan saya kali ini. hehehe.. 

Nah, seperti yang pernah saya bahas di tulisan saya sebelumnya, kalo konteks atau case kemarin ini memang dugaan saya ada nuansa politis di baliknya. Itulah kenapa untuk urusan yang sebenernya sepele & ndak ada artinya banyak banget propaganda isu - isunya & manuver - manuvernya yang terkesan gak wajar, aneh, ganjil, & berlebihan. Padahal ya kalo di pikir ya apa sih wong saya ini ya baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja. Saya kira itu hal yang masih dalam batas wajar, lumrah, & banyak di lakukan anak jaman sekarang lah. Kemudian saya kira ya bukan tindakan kriminal juga. Tapi kenapa ini kok dugaanya banyak banget propaganda isu - isunya & manuver - manuvernya? 

Nah, kalo dugaan saya ada beberapa kemungkinan antara lain :
  1. Mereka ingin menutupi kesalahan si "bunga" dengan dalih/alasan untuk menjaga kehormatan karena kebetulan si "bunga" ini oknum yang dekat dengan "orang penting". 
  2. Mereka ingin menjadikan saya sebagai "boneka" yang bisa di setir untuk menjalankan agenda/kepentingan mereka. 
Nah, kalo dugaan saya seperti itu. Nah, hubunganya apa? Oke kita bahas satu per satu. Fokus ya, karena tulisan saya kali ini agak panjang. Sehingga fokus, santai, & pelan - pelan aja bacanya. Kalo masih belum paham silahkan di ulangi lagi gpp. hehehe.. 

Nah, oke jadi saya mulai dari yang pertama dulu kalo mereka ingin menutupi kesalahan si "bunga" degan dalih/alasan untuk menjaga kehormatan karena kebetulan si "bunga" ini oknum yang dekat dengan "orang penting". Sehingga kehormatanya perlu di jaga. Oke, kita bahas satu per satu dulu ya.. 

Nah, jadi kan begini, untuk case kemarin ini kan memang dugaanya kan banyak banget isu - isu yang di hembuskan. Misal yang bilang foto saya di IG editan lah, saya kelaparan lah, kekurangan nutrisi lah, saya minta foto lah, kemudian data pribadi saya di buka & di jadikan konsumsi publik lah, dsb. 

Nah, untuk sebagian dari dugaan isu - isu yang mereka hembuskan kan udah saya bahas di tulisan saya sebelumnya tuh. Sehingga silahkan anda cek sendiri bagaimana kecocokanya antara isu - isu yang di hembuskan dengan jawaban dari saya. Ada yang beda atau ndak? Nah, kalo ada yang beda, artinya dia kan sudah menyebarkan hal yang ndak benar tuh. 

Kemudian dia disini kan udah akses & meyebarkan data pribadi saya tuh. Lho, data pribadi kok malah di buka & di sebar? Bukanya itu hal yang seharusnya di jaga, lindungi, & gak boleh di buka & sebar sembarangan ya? Nah, ini kok malah di buka & sebar. Bagaimana perlindungan data pribadinya? 

Nah, sehingga sampe disini perlu ndak saya jelaskan pelanggaran yang di lakukan & regulasinya bagaimana? Hehehe..

Nah, saya kira ndak perlu lah saya menjelaskan secara spesifik karena saya anggap anda sudah pinter & pada paham mengenai hal itu. Sehingga sampe disini anda sudah paham kan pelanggaranya dimana? hehehe.. 

Nah, karena si "bunga" ini oknum yang dekat dengan "orang penting", sehingga hal tersebut seolah - olah di tutup - tutupi & benarkan dengan dalih/alasan untuk menjaga kehormatan. Betul ndak? hehehe..

Nah, oke kita bahas satu per satu soal ini.. hehehe..

Nah, memang kita harus menjaga kehormatan terutama misal kita berada di institusi yang memang harus di jaga marwah & kehormatanya. Saya sangat setuju dengan hal itu.. 

Nah, sekarang bagaimana implementasinya untuk menjaga marwah & kehormatan sebuah instusi? Ya, gampang aja, jangan melakukan tindakan - tindakan yang tidak terhormat seperti korupsi, mencuri, jual narkoba, dsb..

Oleh karena itu, jika seorang oknum berada di sebuah institusi yang harus di jaga marwah & kehormatanya, seharusnya si oknum tersebut juga bisa menjaga sikapnya dengan tidak melakukan perbuatan² yang tidak terhormat misal korupsi, mencuri, dsb..

Nah, misal si oknum tersebut melakukan tindakan yang tidak terhormat misal korupsi, mencuri, jual narkoba, dsb. Ya artinya si oknum tersebut gak bisa atau mampu menjaga marwah & kehormatan institusinya karena melakukan tindakan atau perilaku² yang tidak terhormat. 

Nah, sekarang bagaimana sikap institusi jika ada case demikian? Ya, seharusnya setiap institusi sudah punya regulasi yang mengatur & mengatasi perilaku dari setiap oknum yang menjadi anggotanya & apabila oknum tersebut melakukan pelanggaran.. 

Sehingga ketika ada oknum yang melakukan pelanggaran, seharusnya institusi sudah bisa memberikan respon yang tepat untuk mengatasi perilaku oknum yang melakukan pelanggaran tersebut. Bukan malah ikut menutup²i & membenarkan perilaku oknum yang melakukan pelanggaran.. 

Nah, apabila institusi malah menutupi & membenarkan perilaku oknum yang melakukan pelanggaran (misal si oknum tersebut korupsi, mencuri, dsb), ya artinya institusi tersebut tidak bisa memberikan respon yang tepat atas perilaku oknum yang melakukan pelanggaran. Wong oknumnya melakukan pelanggaran (misal korupsi, mencuri, dsb), kok institusinya malah ikut nutupi & membenarkan? Kan malah ndak beres institusinya?

Nah, sehingga dampaknya institusi tersebut akan banyak di isi oleh orang - orang yang bermasalah yang akan merusak institusi itu sendiri..

Nah, oleh karena itu, untuk menjaga marwah & kehormatan, institusi seharusnya bisa memberikan respon yang tepat kepada oknum anggotanya yang bermasalah & melakukan pelanggaran. Bukan malah ikut nutup²i & membenarkan perilaku oknum yang bermasalah & melakukan pelanggaran. Masa oknum yang melakukan pelanggaran misal korupsi, mencuri, dsb justru malah di benarkan & di tutup²i dengan alasan untuk menjaga marwah & kehormatan? Kan ya aneh & ngawur jadinya.. 

Apa emang institusinya begitu? Ikut melindungi, nutup - nutupi, & membenarkan oknum yang bermasalah yang melakukan pelanggaran? Hehehe..

Nah, itu saya gak tau, cuman saya kira institusi yang benar, bisa merespon dengan tepat misal ada case yang demikian. Karena mereka juga sudah punya regulasi yang mengatur & mengatasi perilaku oknum anggotanya yang melakukan pelanggaran..

Nah, sehingga disini saya gak tau apakah institusinya demikian atau tidak. Kemudian mungkin anda lebih tau yang terjadi gimana. Apakah institusinya bisa merespon dengan tepat atau tidak terhadap oknumnya yang melakukan pelanggaran? Ya anda mungkin lebih tau.. hehehe..

Nah, sehingga kalo saya seharusnya begitu mengenai konsep menjaga marwah & kehormatan institusi. Sehingga misal ada oknum yang melakukan pelanggaran (misal korupsi, mencuri, dsb), artinya oknum tersebut tidak bisa menjaga marwah & kehormatan institusi..

Sehingga karena oknumnya yang melakukan pelanggaran, maka institusi saya kira sudah punya regulasi yang mengatur untuk mengatasi oknum yang bermasalah tersebut. Tujuanya agar marwah & kehormatan institusi tetap terjaga & bersih dari oknum - oknum yang bermasalah. Bukan sebaliknya, oknumnya yang bermasalah institusi malah ikut nutup - nutupi & membenarkan dengan alasan untuk menjaga kehormatan.. hehehe..

Nah, kalo prinsipnya seperti itu, saya kira itu jalan pikiran atau prinsipnya kebolak - kebalik & cenderung ke arah pembenaran. Karena oknumnya yang bermasalah (misal korupsi, mencuri, dsb) kok malah di tutup - tutupi & benarkan? Kan begitu? Ya ndak? hehehe..

Nah, mungkin ada yang merasa jiwa kesetiakawanan yang tinggi..

Nah, kalo menurut saya itu jiwa yang bagus, asal dalam batas koridor yang benar. Bukan karena alasan kesetiakawanan yang salah pun jadi di benarkan. Ya itu konsep yang salah kaprah malahan. Karena ya masa setia kawan dalam hal kesalahan? Masa setia kawan dalam hal yang tidak benar? Masa temanya korupsi, mencuri, dsb di benarkan karena alasan kesetia kawanan? Kan malah ngawur & salah kaprah jadinya.. hehehe..

Nah, oleh karena itu, setia kawan itu bagus, asal dalam batas koridor yang benar. Bukan setia kawan dalam kesalahan. Kan begitu? Ya ndak? hehehe.. 

Nah, monggo mungkin konsep saya ini di pikirkan kembali. Benar & rasional atau tidak. Kalo memang benar & rasional, ya anda mesti bisa obyektif untuk menerima dong. Ya Ndak? hehehe..

Nah, sehingga kurang lebih seperti itu mengenai konsep menjaga kehormatan & Marwah institusi. Monggo silahkan di pikirkan kembali dengan jalan pikiran yang lebih jernih, netral, & obyektif.. hehehe..

Nah, kemudian disini saya akan membahas mengenai case yang kedua yaitu mereka ingin menjadikan saya sebagai "boneka" yang di setir/dikte untuk menjalankan agenda/kepentingan mereka. Nah, ini agak panjang nih jelasinya. Apalagi misal anda mungkin ndak seberapa familiar dengan hal - hal yang begituan. Sehingga saya harus menjelaskan dari awal.. hehehe.. 

Nah, oke deh, saya kasi penjelasan mengenai prinsip "boneka" ini seperti apa dulu ya. Karena mungkin banyak yang masih belum familiar dengan istilah demikian.. hehehe..

Nah, mungkin saya menyebutnya "boneka" atau "wayang" aja ya. Sehingga ada "wayang" ada juga "dalang" yang menggerakan. Karena kan yang namanya wayang gak bisa gerak sendiri tanpa di kendalikan dalang. Sehingga ada wayang, ada juga dalang yang menggerakan.. hehehe.. 

Nah, oke kembali ke topiknya ya. Jadi sebenernya "boneka" atau "wayang" & "dalang" ini sebenernya apa sih? Nah, jadi sebenernya "boneka" atau "wayang" & "dalang" ini sebenernya hanyalah sebuah istilah aja untuk orang yang memanfaatkan/di manfaatkan & mengendalikan/dikendalikan orang lain untuk menjalankan agenda/kepentingan mereka. Yang di manfaatkan/kendalikan si "wayang" atau "boneka", kemudian yang mengendalikan/memanfaatkan si "dalang". Nah, itu untuk pengertian & istilah "boneka", "wayang", & "dalang".. 

Nah, kaitan & hubunganya apa dengan case kemarin? Sebentar, sabar saya bahas satu per satu dulu mulai pengertian dari istilah "boneka", "wayang", & "dalang". Fokus aja satu per satu dulu karena nanti saya juga akan membahas bagaimana kaitan & hubunganya. hehehe..

Nah, oke kurang lebih seperti itu untuk pengertian mengenai istilah "boneka", "wayang", & "dalang". Sekarang kita lanjut ke contoh & bagaimana implementasinya ya.. hehehe..

Nah, untuk memberikan contoh aplikasi atau implementasinya, saya disini akan menggunakan analogi cerita fiktif. Sehingga disini anda ambil aja intisari dari cara kerja mereka seperti apa. Karena analogi yang saya berikan ini hanya sekedar cerita fiktif aja.. hehehe.. 

Nah, oke jadi disini saya menggunakan tokoh fiktif Pak Andi & Pak Budi sebagai ilustrasi untuk mempermudah penulisan aja.. hehehe.. 

Nah, di sebuah negeri Antah Berantah, ada 2 orang bernama Pak Andi & Pak Budi. Pak Andi ini seorang yang ingin menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah. Kemudian Pak Budi ini seorang pengusaha yang kaya raya.. 

Nah, untuk menjadi seorang pemimpin di negeri Antah Berantah, maka pak Andi harus mengikuti proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah. Kemudian untuk proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah ini, modal finansial yang di butuhkan sangatlah besar. Untuk hal ini media di negeri Antah Berantah sudah banyak mengungkap berapa besaranya. Sehingga itu sudah menjadi rahasia umum juga & sudah banyak yang tau..

Nah, yang menjadi masalah adalah, Pak Andi ini gak punya modal finansial yang besar untuk maju mengikuti proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah. Sehingga dia kesulitan untuk mengikuti proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah.. 

Nah, kemudian disini ada Pak Budi seorang pengusaha yang kaya raya & bertemulah Pak Andi & Pak Budi..

Nah, Pak Andi menyampaikan maksud & kendalanya untuk ikut proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah, kemudian Pak Budi menyetujui untuk membantu modal finansial Pak Andi untuk mengikuti proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah.. 

Nah, sehingga disini kesimpulanya Pak Budi ini bisa di bilang sebagai donatur/sponsor dari Pak Andi untuk mengikuti proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah.. 

Nah, ketika Pak Budi sudah menjadi donatur/sponsor dari Pak Andi, tentu Pak Budi berharap timbal balik dong dari Pak Andi nanti misal udah jadi Pak Budi dapat apa? Karena ya modal finansial yang di keluarkan Pak Budi ini ya cukup besar untuk menjadi donatur/sponsor Pak Andi untuk mengikuti proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah. Sehingga ya tentu Pak Budi ini berharap timbal balik dari Pak Andi misal nanti Pak Andi terpilih menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah. Sehingga disini bisa di bilang antara Pak Andi & Pak Budi ini terjadi kontrak politik.. 

Nah, untuk kontrak politiknya ketika Pak Andi nanti jadi pemimpin di negeri Antah Berantah, Pak Andi harus nurut dengan Pak Budi karena Pak Andi sudah berutang budi dengan Pak Budi selaku sponsor/donatur Pak Andi ketika mengikuti proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah. Sehingga misal nanti misal Pak Andi jadi pemimpin di negeri Antah Berantah, kebijakan Pak Andi ini harus berpihak, menguntungkan, & harus nurut dengan apa kata Pak Budi. Nah, sehingga disini Pak Budi ini bisa di bilang "dalang" dari Pak Andi. Kemudian Pak Andi ini bisa di bilang "boneka" atau "wayang" dari Pak Budi. Karena Pak Andi harus nurut, berpihak, & menguntungkan Pak Budi ketika nanti terpilih menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah. 

Nah, pada akhirnya Pak Andi menang & terpilih menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah. Nah, karena terikat kontrak politik dengan Pak Budi, maka dalam membuat kebijakan Pak Andi harus nurut, berpihak, & menguntungkan dengan Pak Budi..

Nah, akhirnya di berilah Pak Budi ini proyek oleh Pak Andi untuk mengembalikan modal yang sudah di keluarkan Pak Budi untuk mengikuti proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah. Ya bahasa sederhananya sebagai balas budi Pak Andi lah ke Pak Budi biar balik modal. Karena modal yang di keluarkan Pak Budi untuk Pak Andi ini cukup besar. Sehingga Pak Andi balas budi ke Pak Budi ngasi proyek untuk balik modal.. 

Nah, misal Pak Andi ini ngasi proyek di kawasan hutan lindung, ngasi proyek kavling langit. Jadi bukan daratan yang di kavling, tapi langit..🤣🤣

Ehm, yang kavling langit jangan baper ya, nanti saya kuatir ada yang baper. Saya ngasi ilustrasi langit kok yang di kavling, bukan lainya... hehehe.. 

Nah, sehingga disini Pak Andi ini lebih berpihak ke Pak Budi daripada ke rakyat di negeri Antah Berantah.. hehehe..

Nah, sehingga kurang lebih seperti itu analogi atau ilustrasi mengenai istilah & cara kerja sistem "perbonekaan" & "perdalangan". Sehingga ilustrasi & analoginya bisa di ambil dari cerita fiktif di atas. 

Nah, sekarang apa dampak negatifnya dari ilustrasi atau analogi cerita fiktif di atas? 

Ya yang jelas Pak Andi ini lebih berpihak & menguntungkan Pak Budi daripada ke rakyat di negeri Antah berantah. Karena Pak Andi ini terikat hutang budi & kontrak politik dengan Pak Budi. Karena Pak Budi sudah menjadi donatur dari Pak Andi sewaktu mengikuti proses pemilihan calon pemimpin di negeri Antah Berantah. Sehingga Pak Andi harus nurut ke Pak Budi & harus ngasi proyek ke Pak Budi agar Pak Budi balik modal..

Nah, misal Pak Andi ini ngasi proyek di kawasan hutan lindung, yang kena dampak negatif jelas rakyat di kawasan hutan lindung tersebut. Hutanya jadi gundul & rawan tanah longsor..

Kemudian misal ngasi proyek kavling langit. Wong langit kok di kavling..🤣🤣

Langit itu seharusnya zona bebas yang gak boleh di miliki siapapun secara pribadi. Sehingga disini sudah jelas ngawur mainya..🤣🤣

Nah, oleh karena itu, program atau kebijakanya ini cenderung ngawur, merusak, & berpihak ke Pak Budi selaku "dalang"/donatur dari Pak Andi. Bukan berpihak ke rakyat di negeri Antah Berantah. 

Nah,  kemudian perilaku demikian ini kalo menurut saya udah termasuk ke tindak korupsi. Korupsi kebijakan.. 

Nah, sehingga kurang lebih seperti itu mengenai pengertian, ilustrasi, & dampak negatif dari sistem "perbonekaan" & "perdalangan". Sehingga dari ilustrasi & analogi cerita fiktif di atas, anda sudah tau kan mengenai istilah, cara kerja, & dampak negatif dari sistem "perbonekaan" & "perdalangan"? 

Nah, sekarang apa kaitan & hubunganya dengan case yang kemarin? Oke, mari kita bahas.. hehehe..

Nah, selama ini mereka kan masif banget tuh propaganda isu - isunya tuh. Nah, tujuanya sebenernya apa? Ya, kalo dugaanya, mereka ini ada upaya untuk melemahkan, merusak, mengkerdilkan, & membunuh karakter dengan isu - isu atau framing yang mereka ciptakan.. 

Karena dengan propaganda isu - isu tersebut, anda kan cenderung punya stigma, persepsi, atau sentimen tertentu tuh? Sehingga kesanya saya di mata anda kan jadi gimana - gimana tuh karena pengaruh propaganda & framing isu - isunya..

Padahal saya dengan anda juga gak pernah ketemu, gak pernah ada urusan & kaitan apa - apa. Nah, cuman karena propaganda & framing isu - isunya, anda kan jadi ikut - ikutan punya persepsi, stigma, atau sentimen tertentu tuh. Betul ndak? hehehe.. 

Nah, sehingga kurang lebih seperti itu cara kerja mereka untuk melemahkan, merusak, & membunuh karakter. Caranya dengan menghembuskan atau propaganda isu - isu tertentu agar tercipta persepsi, stigma, atau sentimen tertentu..

Ya, cara kerja mereka ini mirip cara kerja buzzer bayaran yang menghembuskan atau propaganda isu yang aneh - aneh kepada calon tertentu waktu pemilihan kepala daerah lah. Tujuanya untuk merusak, melemahkan, membunuh karakter, menciptakan stigma, persepsi, & sentimen tertentu (cenderung ke sentimen negatif) dari calonya agar tidak terpilih. Hal - hal yang begituan kan banyak banget tuh..

Ya bahasa sederhananya metode yang mereka gunakan ini pake metode black campaign atau kampanye hitam lah. Yaitu dengan cara menghembuskan atau propaganda isu - isu tertentu untuk menciptakan persepsi, stigma, atau sentimen tertentu..

Nah, yang jadi pertanyaan adalah, kenapa kok karakternya di rusak, lemahkan, & di bunuh? Ya kalo dugaan saya, motif mereka ini ada 2, antara lain :
  1. Mereka kuatir misal saya menuntut keadilan atas kesalahan yang di lakukan si "bunga".
  2. Mereka ingin menutup jalan agar saya datang ke mereka untuk jadi "boneka" yang akan menjalankan agenda/kepentingan mereka. 
Nah, itu dugaan saya kenapa kok mereka merusak, melemahkan, mengkerdilkan, & membunuh karakter menggunakan propaganda isu - isunya. 

Nah, maksudnya gimana tuh? Oke, kita bahas satu per satu ya.. hehehe..

Nah, untuk kesalahan si "bunga" kan anda sudah tau apa tuh. Sudah saya bahas di penjelasan saya di atas..

Nah, karena mereka kuatir saya menuntut keadilan ke mereka, akhirnya saya yang di lemahkan, rusak, & bunuh karakternya dengan propaganda isu - isunya. Ya di framing macem - macem lah..

Nah, kenapa kok mereka kuatir saya menuntut keadilan? Bukanya seharusnya emang itu hak saya ya? Ya karena si "bunga" ini dekat dengan "orang penting". Sehingga dalih/alasan yang mereka gunakan adalah untuk menjaga marwah & kehormatan tadi. Masa ya oknum yang dekat dengan "orang penting" bermasalah? Kan ya gak pantes. Meskipun faktanya ya anda tau sendiri bagaimana perilakunya.. hehehe..

Nah, oleh karena itu, mereka seolah - olah menutup - nutupi & membenarkan apa yang di lakukan si "bunga" dengan dalih/alasan untuk menjaga kehormatan. Nah, kemudian disini saya yang di lemahkan, rusak, bunuh karakternya agar tidak bisa menuntut keadilan. Karena mereka kuatir atas hal itu.. 

Nah, sehingga yang salah jadi benar & yang benar malah di lemahkan agar tidak bisa menuntut keadilan. Nah, oleh karena itu mereka melemahkan, merusak, & membunuh karakter dengan cara memberikan tekanan sosial dengan propaganda isu - isunya tadi..

Nah, untuk konsep menjaga marwah & kehormatan, udah saya bahas di atas.. 

Nah, kemudian alasan yang kedua mereka ingin menutup jalan agar saya datang ke mereka untuk jadi "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka.. 

Nah, akibat framing atau propaganda isu - isunya, anda yang awalnya ndak ada kaitan & urusan apa - apa dengan saya kan jadi punya persepsi, stigma, atau sentimen tertentu (cenderung ke sentimen negatif) tuh. Sehingga anda dengan saya kan jadi agak ndak enak & agak gimana - gimana tuh. Sehingga secara tidak langsung itu kan mengganggu relasi hubungan kita tuh. 

Nah, ketika saya kesulitan berelasi dengan orang lain, karena orang lain sudah punya persepsi, stigma, atau sentimen tertentu (cenderung ke sentimen negatif) akibat propaganda isu - isunya, harapanya saya jadi datang ke mereka untuk jadi "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka.. 

Sehingga anda dengan saya yang awalnya ndak ada urusan & kaitan apa - apa dengan saya, semacam di benturkan dengan propaganda isu - isunya. Sehingga hubungan saya dengan anda jadi terganggu, gak enak, kemudian harapanya saya tidak berhubungan dengan anda, kemudian akhirnya saya datang ke mereka untuk jadi "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka.. 

Itulah tujuan mereka menghembuskan atau propaganda isu - isu tertentu untuk merusak, melemahkan, mengkerdilkan, & membunuh karakter. Agar tercipta stigma, persepsi, atau sentimen tertentu (cenderung ke sentimen negatif), sehingga secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi hubungan atau relasi saya dengan anda. Nah, karena relasi atau hubungan saya dengan anda jadi terganggu, harapanya saya datang ke mereka untuk jadi "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka. 

Nah, saya kasi analogi lainya gini deh. Misal ada si A & B lagi bersaing untuk mendapatkan rumah di lokasi tertentu. Nah, si A ini menghembuskan isu² negatif terhadap si B agar si B punya persepsi negatif terhadap rumah tersebut.

Misal aja, si A bilang atau propaganda si B misal rumahnya angker, kumuh, kotor, gak strategis, dsb.. 

Nah, akhirnya si B gak jadi beli rumahnya karena udah timbul persepsi negatif terhadap rumahnya akibat dari propaganda yang di lakukan oleh si A.

Nah, karena si B gak jadi beli rumahnya, maka si A udah gak ada lagi kompetitornya untuk membeli rumahnya. Sehingga si A bisa dengan mudah mendapatkan rumah tersebut karena si B mundur, karena si B sudah punya persepsi negatif terhadap rumah tersebut akibat dari propaganda yang di lakukan si A. 

Sehingga si A ini intinya kepingin menghilangkan kompetitor (si B) untuk mendapatkan rumahnya. Dengan cara mempropaganda si B dengan isu² negatif agar si B punya persepsi negatif terhadap rumah tersebut, sehingga si B mundur & gak jadi beli rumahnya. Nah, dengan mundurnya si B sebagai kompetitor, maka si A dengan mudah untuk membeli rumahnya.. 

Nah, jadi begitu. Sehingga disini terjawab kan dugaan motif & tujuan mereka menghembuskan atau propaganda isu yang aneh - aneh untuk merusak, melemahkan, mengkerdilkan, & membunuh karakter untuk menciptakan stigma, persepsi, & sentimen tertentu? Kalo saya rangukum intinya ada 2 :
  1. Mereka kuatir saya menuntut keadilan.
  2. Mereka ingin agar saya datang ke mereka untuk jadi "boneka" yang bisa di setir untuk menjalankan agenda/kepentingan mereka. 
Nah, sehingga kalo analisa & dugaan saya seperti itu.. hehehe..

Nah, di dalam prosesnya, mereka menyalahgunakan wewenang dengan bawa - bawa atau mengatasnamakan "ini itu". Padahal jika di lihat dari case atau konteksnya, awalnya kan sebenernya murni urusan personal/pribadi seorang oknum aja tuh. Sehingga saya kira ya kurang tepat juga misal bawa - bawa atau mengatasnamakan "ini itu". Tapi yang terjadi adalah mereka melakukan pembenaran & menyalahgunakan wewenang seolah - olah jadi urusan "ini itu". Ya ndak?

Nah, kemudian kalo di lihat dari kontenya, masa ya ghibah & gosip di generalisasikan jadi rahasia "ini itu". Kan ya gak masuk akal. Mana ada ceritanya ghibah & gosip masuk dalam kategori rahasia "ini itu". Sepanjang sejarah ya gak ada ceritanya ghibah/gosip di jadikan urusan "ini itu" Secara regulasi saya kira ya gak ada ceritanya.. 

Nah, sehingga disini mereka menyalahgunakan wewenang dengan bawa - bawa atau mengatasnamakan "ini itu" untuk melancarkan & menutupi manuver atau aksi mereka. Kalo murni di lihat dari konteks atau casenya, ya gak ada ceritanya lah urusan personal/pribadi, kemudian gosip/ghibah di generalisasikan & jadikan rahasia "ini itu".. hehehe..

Nah, sehingga kalo dugaan saya seperti itu. Itulah kenapa urusan yang sebenernya sepele & ndak ada artinya, kemudian yang saya lakukan ini hanya sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja kesanya jadi heboh & rumit banget. Karena ada dugaan memang untuk case kemarin ini di tumpangi "kepentingan". Ya bahasa sederhananya di politisasi lah. Oleh karena itu urusan yang sebenernya sepele & ndak ada artinya kesanya heboh & ribet banget. Kemudian banyak banget propaganda isu - isu yang di hembuskan & manuver - manuver yang aneh, ganjil, gak wajar, & berlebihan..

Kalo di puter - puter intinya ya murni urusan personal/pribadi seorang oknum & yang saya lakukan hanya baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja. Selebihnya ya hanya manuver - manuver politis aja. Itu aja sebenernya.. hehehe..

Nah, itu sifatnya lebih ke dugaan saya aja & kemungkinan besar mereka akan ngeles soal itu & pake dalih/alasan yang macem - macem untuk pembenaran apa yang mereka lakukan. Karena ya biasa lah, kayak gak ngerti mereka ini siapa aja. Kemarin bilang A, besok bilang B, besoknya lagi bilang C, mulet & banyak banget plintiranya. Ya, anda tau sendiri lah.. Hehehe..

Nah, kemudian apakah saya jadi "boneka" mereka? Ya emang saya ikut mereka ndak? Emang saya gabung mereka ndak? Emang saya kerja sama mereka ndak? Emang saya di gaji mereka ndak? Kalo ndak semua kan ya saya kira sudah terjawab artinya ya saya bukan "boneka" mereka..

Nah, kemudian untuk posisi saya saat ini orang bebas & independen aja. Saya berusaha sendiri & gak ikut siapa - siapa. Nah, sampe sini udah terjawab ya. Sehingga gak usah kemakan framing yang aneh - aneh ya karena faktanya memang demikian.. hehehe..

Panjang banget ya? Ini belum saya jelaskan pertimbangan saya kenapa saya gak doyan dengan si "bunga", gak mau jadi "boneka", datang tanpa adanya komunikasi, konfirmasi, & janjian. Wah, panjang banget kalo saya jelaskan itu semua.. hehehe..

Nah, kemudian kalo mau ketemuan, monggo. Dari dulu kan saya ndak keberatan. Asal ada komunikasi, janjian, atau konfirmasi dulu. Karena kalo serba gak jelas ya gimana? Mau ketemu dimana, mau ketemu kapan, mau bahas apa, dsb gimana kalo serba gak jelas? Ya ndak?

Nah, tapi kalo mau hanya sekedar gimik - gimik di sosial media, wah ndak lah. Saya sudah bosen & jenuh dengan hal itu. Karena dari dulu kan hanya sebatas itu. 

Sehingga kalo mau ketemu monggo, kalo gak ya saya gak masalah. Kemudian ya anda jangan merasa gimana - gimana misal saya ndak menemui anda karena gak ada komunikasi & konfirmasi. Karena nanti merasa ndak di hargai & hormati. Kemudian nanti saya di salahkan lagi. Repot.. 

Intinya kalo ada yang mau di sampaikan, sampaikan dengan cara yang baik & sewajarnya aja. Kalo gak ada yang mau di sampaikan, lha ya udah. Artinya gak ada apa² & gak ada yang perlu di bahas. Kan begitu..

Nah, sehingga kurang lebih begitu. Oke, clear ya? Kalo masih belum paham, silahkan di baca pelan - pelan & silahkan di ulangi lagi.. hehehe.. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengurangi Intensitas Bermain Sosial Media.

Dream Theater

Steve Vai