Konsep Piramida Kebutuhan Abraham Maslow
Hallo, ya malam ini saya mau nulis tentang konsep piramida kebutuhan Abraham Maslow..
Ya, yang namanya orang hidup, pasti ada kebutuhanya. Nah, disini saya akan nulis mengenai level kebutuhan menurut Abraham Maslow..
Ya, disini Abraham Maslow memberi beberapa tingkat kebutuhan manusia antara lain :
- Kebutuhan Fisiologi
- Kebutuhan Akan Keamanan
- Kebutuhan Akan memiliki & Kasih Sayang.
- Kebutuhan Penghargaan.
- Kebutuhan Aktualisasi diri.
Itu 5 kebutuhan hidup manusia menurut konsep piramida kebutuhan Abraham Maslow.
Nah, kebutuhan fisiologi ini sifatnya lebih ke kebutuhan fisik ya seperti makan, minum, dsb.
Kemudian setelah kebutuhan fisik tersebut terpenuhi, kebutuhan selanjutnya ini sifatnya lebih ke kebutuhan non fisik. Kebutuhan perasaan aman, kasih sayang, penghargaan, aktualisasi diri, itu lebih ke kebutuhan yang sifatnya non fisik..
Nah, contoh nih kebutuhan akan keamanan misal dia butuh tempat tinggal agar terlindungi dari panas, hujan, atau kalo orang jaman dulu ya agar terlindungi dari binatang buas. Itu contoh yang sederhana. Kalo contoh yang lain mungkin dia butuh jasa security untuk melindungi dia, butuh lingkungan yang aman, dsb.
Nah, kebutuhan akan kasih sayang ini mungkin contohnya kebutuhan atas keluarga yang harmonis, dsb..
Kalo kebutuhan penghargaaan ini mungkin sifatnya lebih ke validasi/pengakuan dari orang lain atas pencapaian atau eksistensi dia..
Entah itu mungkin dia pamer mobilnya, prestasinya, dsb. Itu sebenernya dia butuh penghargaan atau validasi/pengakuan dari orang lain atas pencapaianya..
Sehingga ya jangan heran kalo mungkin ada orang yang seneng banget pamer mobilnya atau prestasinya. Karena kalo di tinjau atau kita melihat dari sudut pandang konsep piramida kebutuhan Abraham Maslow, ya dia ini sedang berusaha untuk memenuhi kebutuhan atas penghargaan atau validasi/pengakuan dirinya dari orang lain. Sama seperti ketika dia ini lapar butuh makan & haus butuh minum. Sehingga kalo kita melihat dari sudut pandang itu, dia ini sedang memenuhi kebutuhanya tersebut. Kebutuhan atas penghargaan atau validasi/pengakuan dari orang lain..
Nah, kemudian kebutuhan yang terakhir ini kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut saya ini level tertinggi dari kebutuhan manusia menurut konsep Piramida kebutuhan Abraham Maslow. Karena dia sudah memenuhi kebutuhan² di bawahnya, sehingga yang dia butuhkan hanyalah aktualisasi diri. Ya bahasa sederhananya dunianya sudah terpenuhi & dia ingin untuk mengaktualisasikan dirinya. Entah itu dia menyalurkan hobinya atau mungkin kegiatan sosial..
Sehingga perhitungan mereka sudah bukan untung rugi. Tapi murni ingin mengaktualisasikan diri..
Nah, kalo saya pribadi, penuhi kebutuhan² tersebut sesuai dengan level kita. Kita gak perlu maksa atau ikut²an untuk masuk ke level berikutnya ketika kebutuhan kita masih di level tertentu masih belum terpenuhi. Karena ya saya kira bakalan tekor sendiri..
Misal kebutuhan fisiologi kita masih belum terpenuhi dengan baik, mau sok²an aktualisasi diri, saya kira ya bakal tekor sendiri..
Ya contoh aja lah misal ada case caleg yang sebenernya masih belum siap dari sisi finansial. Tapi dia maksa nyaleg, jual sawah untuk beli barang² kebutuhan dia nyaleg misal ambulan, ngaspal jalan, nyumbang sajadah, dsb. Eh, setelah itu ternyata gak terpilih. Trus apa yang sudah di berikan di minta lagi. Lha ini artinya dia sebenernya masih belum masuk, belum waktunya, atau siap untuk aktualisasi diri..
Karena ketika orang mau nyaleg, itu artinya dia mau memperjuangkan orang lain. Ketika dia sudah memutuskan mau memperjuangkan orang lain, ya pastikan dia sudah selesai dengan hidupnya sendiri. Karena kalo dia masih belum selesai dengan hidupnya sendiri, kemudian dia maksa nyaleg, ya saya kira akan keteteran & tekor juga akhirnya. Kalo menang sih gpp, lha kalo kalah? Jebol semua akhirnya..
Sehingga kalo saya, selesaikan diri sendiri dulu, baru aktualisasi mau memperjuangkan orang lain. Karena kalo gak gitu saya kira akan keteteran & tekor sendiri..
Ibarat orang mau nyelamatkan orang tenggelam tapi dia sendiri gak bisa & kuat berenang, ya saya kira itu hal yang sia² & malah merugikan..
Sehingga ketika anda mau menyelamatkan orang tenggelam, ya pastikan anda bisa & kuat berenang dulu. Kalo anda sendiri gak bisa & kuat berenang, saya kira ya nanti akan keteteran & tenggelam sendiri akhirnya..
Nah, sehingga kalo saya, apa² itu perlu melihat case atau konteksnya dulu. Jangan asal di hajar atau di telan bulat² aja. Ibaratnya menolong orang tenggelam itu baik, tapi kalo anda sendiri case atau konteksnya gak bisa & kuat berenang, ya saya kira itu juga kurang baik. Karena apa yang anda lakukan itu hanya akan menambah jumlah korban orang yang tenggelam aja..
Nah, oleh karena itu, apa² itu jangan asal di telan bulat² aja. Pahami case & konteksnya. Karena setiap persoalan itu ada case & konteksnya masing². Sehingga gak bisa asal di telan bulat² aja..
Nah, kemudian seperti tulisan saya sebelumnya yang berjudul hidup itu ibarat sekolah, ya misal kita sekarang masih kelas 2 SMP, ya gak perlu maksa untuk masuk & mikir pelajaran kelas 2 SMA. Karena selain emang gak bisa, saya kira nanti ujung²nya ya gak bakal nyambung & bisa ngikuti juga. Karena materi sekolah, itu sifatnya berjenjang. Sehingga kalo emang masih kelas 2 SMP, ya gak usah aneh² atau sok²an maksa masuk ke kelas 2 SMA. Karena itu hanya akan sia², boros energi, & ndak ada gunanya..
Nah, sehingga intinya penuhi kebutuhan & selesaikan level kita masing², kemudian jangan maksa untuk masuk ke level yang belum waktunya kita untuk masuk kesana. Karena saya kira itu hanya akan buang² waktu & boros energi aja..
Nah, itu kalo saya. Sehingga fokus di levelnya masing² aja ya. Gak usah maksa.. hehehe..
Salam..
Komentar
Posting Komentar