Mengurangi Intensitas Bermain Sosial Media.
Hallo, ya malam ini saya mau nulis tentang mengurangi intensitas bermain sosial media..
Ya, mungkin saya ini termasuk generasi peralihan dimana sempat mengalami jaman sebelum ada sosial media & setelah ada sosial media. Sebagian besar platform sosial media sudah pernah saya coba mulai dari mIRC (platform chat), friendster, kaskus, facebook (sekarang meta), twitter (sekarang X), path, instagram, dsb udah pernah saya coba..
Update² status alay misal "surabaya panas", "surabaya hujan", "lagi makan", "lagi di sini", debat kusir yang gak jelas arah & tujuanya, sindir²an di sosial media, udah pernah semua lah. Sehingga perilaku² yang umumnya di lakukan banyak orang² di sosial media udah pernah saya lakukan juga. Sehingga ya bisa di bilang saya ini sudah jenuh & bosan untuk main sosial media. Nah, oleh karena itu, disini saya mengurangi intensitas bermain sosial media karena hal tersebut.
Karena bagi saya apa sih, udah bosen saya dengan postingan² seperti itu & ndak ada gunanya juga buat saya. Hehehe..
Nah, kemudian yang saya rasakan ketika saya aktif main sosial media, saya jadi kebanyakan pikiran. Karena di cekok'i informasi² yang mungkin gak saya butuhkan. Jadi mungkin bisa di bilang itu "junk informations" lah yang hanya menuh²i kepala tapi gak ada gunanya..
Nah, dampaknya saya jadi merasa kebanyakan pikiran & gak fokus dengan kehidupan saya sendiri karena saking banyaknya "junk informations" yang saya terima. Nah, oleh karena itu, dengan mengurangi intensitas main sosial media, bisa di bilang saya lagi diet informasi² yang gak saya butuhkan. Karena bagi saya, kita gak perlu tau banyak hal yang gak ada kaitan & urusanya dengan kita. Karena dampaknya nanti kepala kita kebanyakan informasi yang ndak kita butuhkan. Sehingga kita jadi gak fokus dengan kehidupan kita sendiri. Nah, oleh karena itu, saya merasa perlu diet dari informasi² yang gak ada gunanya, kaitan, & urusanya dengan saya.. hehehe..
Nah, memang dengan berkurangnya intensitas saya bermain sosial media, mungkin ada beberapa orang yang gak tau kabar kita, perkembangan kita, atau mungkin ada yang kangen. Karena biasanya aktif banget posting di sosial media, ini sekarang jarang posting di sosial media..
Ya, kalo saya pribadi bukan tipikal orang yang suka mengumbar kehidupan pribadi di sosial media. Karena ya kalo di pikir ya buat apa kita mengumbar kehidupan pribadi kita di sosial media? Wong saya ini artis ya bukan, selebgram ya bukan, pejabat ya bukan, publik figur ya bukan, sehingga bagi saya gak perlu untuk mengumbar kehidupan pribadi kita di sosial media. Karena selain gak ada manfaatnya, orang lain juga gak perlu tau kehidupan pribadi kita & saya bukan tipikal orang yang nyaman ketika kehidupan pribadi saya jadi di umbar² di sosial media.. hehehe..
Nah, misal saya artis, pejabat, selebgram, dsb memang butuh untuk pencitraan di sosial media. Kemudian mereka emang dapat duit dari situ. Nah, kalo saya karena bukan artis, pejabat, selebgram, & gak dapat duit dari mengumbar kehidupan pribadi saya di sosial media, jadi menurut saya gak usah & ndak perlu lah mengumbar kehidupan pribadi di sosial media. Karena ya memang gak ada urgensi & manfaatnya.. hehehe..
Nah, bagi yang kangen gimana? Ya sebenernya kalo kangen ya tinggal wa aja kalo ada nomer saya, kalo gak ada ya dm di akun media sosial saya ya bisa. Kita berinteraksi lewat wa atau dm aja karena orang lain yang gak ada kaitan & urusanya dengan kita juga gak perlu tau topik pembicaraan kita lah. Toh pasti saya respon juga. Kalo kangen tapi jaim gak mau wa atau dm, ya repot. Jaimnya itu yang bikin repot. Ibarat orang pingin kurus tapi gak mau usaha diet & olahraga, ya mana bisa? hehehe..
Nah, kemudian bagi saya interaksi di sosial media ini interaksi yang fana. Bukan interaksi yang sebenernya. Saya kasi contoh begini, misal mungkin anda selebgram & banyak followernya di sosial media sampe belasan atau bahkan ratusan ribu. Berapa orang yang pernah anda temui? Berapa orang yang bantu anda ketika anda susah? Berapa orang yang datang jenguk anda ketika anda sakit? Saya kira follower anda ya gak bakal melakukan itu. Sehingga bagi saya itu interaksi yang fana. Sebagian orang hanya sebatas kepo & menikmati postingan kita di sosial media. Tapi mereka tidak benar² ingin berinteraksi & menjalin relasi dengan kita. Ya hanya sebatas kepo² aja tidak lebih dari itu.. hehehe..
Meskipun mungkin ada yang menjadikan follower ini sebagai kebanggaan atau primodialnya. Sehingga seneng & bangga banget kayaknya kalo banyak followernya. Tapi ketika sakit atau kesusahan, 5% dari followernya mungkin gak ada yang bantu atau jenguk kita. Ya ndak? Hehehe..
Nah, oleh karena itu, saya tidak pernah menjadikan jumlah follower sebagai sebuah primodial atau kebanggaan. Karena sebagian besar dari mereka ini hanya sebatas kepo² aja tapi gak mau untuk berinteraksi & menjalin relasi lebih jauh dengan kita. Sehingga bagi saya itu semua hanyalah fana.. hehehe..
Kemudian biasanya yang banyak followernya di sosial media ini, di kehidupan nyatanya dia agak ansos (anti sosial) & kurang menyenangkan. Karena dia sibuk dengan sosial medianya bikin konten untuk follower²nya. Sehingga dia jadi gak fokus dengan di sekitarnya. Misal di ajak kumpul, yang di lihat hp. Sibuk & cengangas cengenges sendiri dengan hpnya. Teman yang di sebelahnya di abaikan. Sehingga ya begitu, fisik mereka ada di sebelah kita, tapi pikran & perasaan mereka ada di sosial media atau hp nya. Ya ndak? Hehehe..
Nah, oleh karena itu, saya menyebut pertemanan di sosial media ini sifatnya fana & saya lebih menghargai pertemanan yang ada di dunia nyata. Meskipun realitasnya sekarang agak susah menemukan orang yang demikian karena kebanyakan ya sibuk dengan hpnya masing². Seperti yang saya katakan tadi, fisiknya di sebelah kita, tapi pikiranya ada di sosial media & hpnya. Kemudian itu candu. Ya ndak? Hehehe..
Nah, oleh karena itu, saya mengurangi intensitas saya dalam bermain sosial media. Di samping memang juga ada beberapa hal penting yang perlu saya selesaikan & saya butuh betul² fokus untuk menyelesaikanya. Sehingga biar saya lebih fokus & tidak terdistraksi dengan apa yang ada di sosial media aja.. Hehehe..
Nah, kemudian akun yang @masss_odeee gimana? Ya seperti yang pernah saya sampaikan kalo akun tersebut hanya saya gunakan untuk media konfirmasi & klarifikasi aja. Karena case dengan si "bunga" kemarin banyak banget isu² miring yang di hembuskan dengan tujuan untuk memframing atau menciptakan stigma atau persepsi tertentu dengan tujuan untuk merusak, melemahkan, & membunuh karakter. Ya kalo saya duga ini lebih ke motif politis aja lah. Karena ya ngapain orang baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja buanyak banget isu² yang di hembuskan & manuver²nya. Kemudian sampe sekarang mereka juga mainya main belakang & gak berani terbuka di depan. Ya semacam nusuk di belakang lah. Kemudian mereka juga kuatir banget untuk terbuka di depan. Nah, ngapain kok pake main belakang, di tutup²i segala, & kuatir banget untuk terbuka di depan?
Kayak orang mau korupsi aja mainnya main belakang, gak berani atau kuatir/takut banget untuk terbuka di depan, & di tutup²i segala.. hehehe..
Karena selama ini ya mana ada orang mau korupsi terbuka di depan? Sepanjang sejarahnya gak mungkin & bakalan ada ceritanya. Sehingga mereka biasanya cara mainya ya begitu, main belakang, gak berani terbuka di depan, & pake di tutup²i segala.. hehehe..
Nah, kalo emang gak ada apa - apa, kan ya ngapain juga takut/kuatir untuk terbuka di depan & orang lain di suruh nutup - nutupi segala? Kalo takut atau kuatir untuk terbuka di depan & ada yang di tutup - tutupi, biasanya & kebanyakan, itu ada "bau apeknya" yang pingin di sembunyikan. Kebanyakan & biasanya begitu.. hehehe..
Nah, kalo anda masih punya daya kritis yang bagus & logika sederhana yang masih jalan, hal - hal seperti itu kan udah keliatan aneh, ganjil, & gak wajar. Sehingga dari situ aja seharusnya anda sudah bisa mencium ada yang gak beres..
Nah, oleh karena itu, kalo dugaan saya itu lebih ke motif politis aja lah yang mengandung tujuan & maksud tertentu.. hehehe..
Nah, kalo saya lihat cara yang mereka gunakan ini mirip dengan cara kerja buzzer yang menghembuskan isu aneh² dengan tujuan untuk melemahkan, merusak, atau membunuh karakter caleg yang lagi nyalon lah. Tujuanya agar tercipta stigma atau persepsi tertentu (cenderung ke persepsi negatif) agar caleg tersebut tidak terpilih karena karakternya sudah di rusak, lemahkan, & bunuh dengan isu² yang di hembuskan oleh buzzer² tadi. Ya bahasa sederhananya pake metode black campaign lah.. hehehe..
Nah, yang terjadi kan seperti itu, anda sedikit banyak sudah punya persepsi tertentu kan karena pengaruh propaganda isu²nya yang masif? Padahal anda pernah kenal saya belum? Pernah ketemu saya belum? Cuman kan anda sudah punya persepsi duluan kan karena pengaruh propaganda isu² tersebut? Ya ndak?
Padahal yang buat isu tersebut ngobrol atau ketemu saya juga belum pernah juga. Ya kalo dia udah kenal saya lama, udah pernah ketemu, udah sering main bareng, it's ok lah. Lha ini yang buat isu ngobrol & ketemu aja belum pernah. Sehingga ya konyol banget kan? Hehehe..
Nah, itulah yang biasa di sebut framing dengan tujuan untuk menciptakan persepsi atau stigma tertentu yang mengarah ke pembunuhan, pelemahan, atau perusakan karakter. Ya kalo bahasa kerennya character assassination lah.. hehehe..
Kenapa kok di rusak, lemahkan, & bunuh karakternya? Panjang bro kalo mau bahas masalah ini. Kalo saya gak males. hehehe..
Kalo mau lebih detail nanti lah kapan² tak kupas lebih dalam di tulisan saya berikutnya yang khusus membahas masalah² begituan. Sehingga anda bisa lebih peka & terbuka dengan cara² yang mereka gunakan. Lebih bagus lagi misal ada yang berani terbuka. Karena ya gak ada alasan yang jelas juga kok ngapain harus di tutup²i segala. Karena saya kira dari isi/kontenya itu bukan termasuk rahasia "ini itu" lah..
Kalau terkait dengan data "ini itu", rencana "ini itu", dsb itu baru termasuk rahasia "ini itu". Kalo di lihat isi/kontenya cuman ghibah/gosip, saya kira itu bukan termasuk kategori rahasia "ini itu" lah..
Dalih pake rahasia "ini itu" hanya untuk akal²an mereka aja untuk menutupi ulah & manuver² mereka. Tapi kalo secara isi/konten, saya kira itu bukan termasuk kategori rahasia "ini itu" lah. Masa rahasia "ini itu" isinya ghibah, gosip, dsb? Sejak kapan ghibah, gosip, dsb di kategorikan sebagai rahasia "ini itu"?
Secara regulasi/aturan saya kira ya gak akan pernah ada yang namanya gosip, ghibah, dsb di generalisasikan & jadikan rahasia "ini itu". Sehingga jangan terlalu gampang di tipu, bodohi, & manfaatkan dengan hal² yang demikian. Karena sepanjang sejarah ya gak ada ceritanya ghibah, gosip, dsb di generalisasikan atau dijadikan rahasia "ini itu"..
Nah, sehingga saya kira itu cuman dalih yang bisa di bilang akal²an aja untuk nipu, manfaatkan, & bodohi anda aja untuk nutupi manuver² mereka. Hehehe..
Kalo emang ada, ya konyol & gak masuk akal/rasional sekali ghibah, gosip, dsb di jadikan atau di generalisasikan jadi rahasia "ini itu". Itu berlaku untuk semua atau berlaku untuk case saya kemarin aja?
Kalo cuman berlaku untuk case saya kemarin aja, ya malah jadi tanda tanya & itu udah masuk tindakan diskriminasi kan?
Nah, sehingga saya kira emang untuk case kemarin ini emang banyak sekali keanehan, keganjilan, & hal² yang gak wajar. Sehingga kesan yang muncul adalah, untuk case saya kemarin, emang kental sekali nuansa politisnya dengan maksud & tujuan tertentu.. hehehe..
Nah, sehingga untuk case dengan si "bunga" kemarin, saya sudah menjelaskan semuanya di tulisan saya sebelumnya di blog ini. Saya kira udah jelas semua & bagi mereka yang masih bingung atau ribet, ya itu murni karena mereka males atau belum baca aja. Atau udah baca tapi masih belum paham. Sehingga ya itu urusan mereka & sudah bukan urusan saya. Karena kalo dari saya ya udah jelas semua.. hehehe..
Nah, kalo masih ada yang gak percaya gimana? Lho kan ya gampang aja, terbuka aja di depan. Ada masalah apa, yang di ribetkan ya apa, semua manuver²nya kan di sampaikan aja terbuka di depan. Toh dari awal saya juga sama sekali ndak masalah & keberatan untuk terbuka di depan.
Nah, kemudian kan anda juga udah tau sendiri selama ini siapa yang kuatir banget untuk terbuka di depan? Kemudian kenapa kok kayaknya kuatir/takut banget untuk terbuka di depan? Kemudian ngapain kok pake di tutup - tutupi segala? Apa karena kuatir "bau apek"nya terbongkar? Nah, itu kan yang seharusnya jadi & anda pertanyakan. Kan begitu, ya ndak? hehehe..
Urusan gampang kok ini asal anda pake nalar & akal sehatnya, bisa jernih, obyektif, & terbuka di depan. Yang bikin rumit kan karena di tutup - tutupi & susah banget untuk terbuka di depan. Kenapa kok susah banget untuk terbuka di depan kan saya gak tau & siapa yang susah untuk terbuka di depan kan anda sendiri juga sudah tau. Ya ndak? hehehe..
Kayak orang mau korupsi aja mainya main belakang, umpet²an, & kuatir banget untuk terbuka di depan.. hehehe..
Nah, oleh karena itu, kalo dari saya kurang lebih seperti itu & saya kira udah jelas semuanya. Sehingga bagi yang masih bingung & ribet dengan case dengan si "bunga" kemarin, biar mereka sendiri yang baca tulisan saya sebelumnya & saya akhirnya deactivated akun sosial media saya yang @masss_odeee..
Karena kalo saya ulang²i terus, saya kira gak bakal selesai² & mereka juga bakal suka berasumsi² sendiri. Jadi ya gak habis² & bakal terus²an debat kusir yang gak jelas arah & tujuanya. Kemudian kalo di lihat juga arahnya sudah mulai gak sehat & kontraproduktif. Sudah melenceng jauh dari substansi & konteks awalnya. Kemudian dari sana kan udah gak bisa obyektif. Kemudian fokusnya juga bukan sudah untuk cari solusi, tapi udah sudah ke arah merendahkan & menjatuhkan. Sehingga ya saya kira udah gak sehat (toxic) & gak jelas arah & tujuanya..
Nah, oleh karena itu, saya udah males untuk ngladeni debat kusir yang gak jelas arah & tujuanya. Gak ada gunanya juga ngladeni yang demikian. Hanya buang² waktu & energi aja karena sudah mulai gak sehat & kontraproduktif..
Nah, kemudian untuk case dengan si "bunga" kemarin, emang sepertinya banyak orang² baik yang terlibat. Saya ucapkan terima kasih. Saya ini sebenernya ada keinginan untuk silaturahmi & ketemuan. Karena nanti di anggap gimana - gimana. Tapi ya gimana mau janjian untuk ketemuan lha wong saya nomer wa & kontak anda aja gak ada. Jadi ya gak bisa janjian untuk ketemuan.. hehehe..
Nah, sehingga jangan merasa saya gak menghargai atau gimana. Itu murni karena saya gak ada & gak bisa kontak anda. Sehingga saya jadi susah atau gak bisa komunikasi untuk janjian ketemuan. Kalo komunikasi lancar, saya kira dari awal saya ini sama sekali gak ada masalah untuk ketemuan. Karena saya gak ada kontak anda, komunikasi juga buntu, & susah ya gimana mau janjian untuk ketemuan? Ya ndak? Hehehe..
Hal sepele, tapi mungkin banyak yang kurang sadar & paham akan hal ini. Pinginya di temui aja tanpa ada komunikasi & janjian. Kemudian kalo ndak saya temui, lha kok merasa ndak di hargai & hormati. Repot.. hehehe..
Nah, sehingga saya kira kurang lebih seperti itu. Intinya kalo mau ketemuan, kabari & janjian aja. Kalo gak ada kabar & janjian, saya kira akan sulit untuk ketemu & saya anggap anda ya ndak kepingin untuk ketemuan..
Nah, oleh karena itu, saya juga gak menemui orang yang memang gak mau di ajak ketemuan. Karena ya ngapain juga saya maksa untuk ketemuan dengan orang yang emang gak mau di ajak ketemu? Ya ndak? Hehehe..
Nah, kemudian ya jangan ngambek atau merasa gimana - gimana juga kalo saya ndak menemui karena emang anda ndak ngabari atau janjian dulu untuk ketemu. Karena ya mana saya tau kalo anda pingin ketemu kalo gak ada kabar & janjian dulu? Ya ndak? hehehe..
Nah, oleh karena itu, saya salah ndak misal saya ndak menemui karena anda ndak ngabari atau janjian dulu? Karena nanti di salahkan lagi karena gak menemui & nanti merasa saya gak menghargai & menghormati. Lha piye to? Repot.. hehehe..
Bagi saya, yang penting kan disini dari kita sudah ada etiket baik untuk itu, kalo etiket baik kita gak di hargai, gak di respon dengan baik, & malah di respon sebaliknya, lha kan ya udah. Ngapain juga saya maksa untuk ngajak ketemuan orang yang emang gak mau di ajak untuk ketemu? Sehingga dari sini yang bermasalah kan juga sudah bukan dari saya? Karena nanti saya di salahkan lagi, katanya gak menghargai & menghormati, lha kan repot? Ya ndak? Hehehe..
Nah, kemudian mungkin sebagian besar juga banyak yang tau, kalo selama ini kan mereka juga ngambili ide saya tuh, tapi seperti yang anda tau, respon mereka gimana? Bukanya di hargai atau di apresiasi, tapi malah di respon sebaliknya. Oleh karena itu, kok saya cuman di eksploitasi & manfaatkan aja ya? Mungkin mereka gak sadar, lupa, atau pura - pura lupa atas hal itu. Oleh karena itu, saya mengingatkan melalui tulisan ini barangkali aja lupa atau mungkin pura² lupa atas hal itu.. hehehe..
Ya, bukanya gimana - gimana, kalo gak bisa atau mampu menghargai & apresiasi, setidaknya jangan malah merespon sebaliknya lah. Ini udah gak bisa menghargai, lha kok malah di respon sebaliknya. Sehingga ya bagi saya gak ada manfaatnya & lebih banyak mudhorotnya. Gak ada untungnya, enaknya, & banyak apesnya.
Nah, seandainya atau kalau perlakuan tersebut anda yang mengalami atau terjadi pada anda, anda mau ndak? Ya kalo anda masih normal saya kira ya gak mau juga lah di perlakukan demikian. Anda sudah beretiket baik, cuman di manfaatkan aja, gak di apresiasi, gak di hargai, kemudian malah di respon sebaliknya. Anda di doxing, framing macem², dsb. Sehingga kalo anda masih normal saya kira ya anda gak bakal mau juga lah kalo di perlakukan demikian. Ya ndak?
Nah, kemudian abaikan segala isu atau framing yang aneh² yang bilang saya anunya ini, itu, dsb. Saya gak punya kontaknya, gak pernah ngobrol, gak pernah ketemu, gak kerja ikut mereka, gak di gaji mereka, & selama ini saya juga berusaha sendiri, tanpa ada kerjasama atau ikatan apapun dengan mereka..
Ya bukanya gimana², saya ini merasa aneh, wong ngobrol & ketemu aja gak pernah kok udah muncul framing yang aneh². Yang di bilang anunya si itu lah, si ini lah, dsb. Sehingga ya saya merasa aneh, gak rasional/masuk akal aja..
Kalo pernah ngobrol, ketemu, ya masih sedikit wajar & masuk akal lah, lha wong ini ngobrol & ketemu aja gak pernah kok bisa²nya muncul isu atau framing macam² yang di bilang saya ininya itu lah, anunya itu lah. Lha kan gak jelas & aneh..
Sehingga intinya saya ini gak ada hubungannya apa². Sehingga gak usah di framing & termakan dengan isu yang aneh² ya. Kemudian disini yang rasional & waras - waras aja lah. Masa ya belum pernah ngobrol, ketemu, atau jalan kok di bilang pacar, pasangan, kemudian nanti nuduh saya selingkuh..🤣🤣
Sehingga konyol banget kan? Darimana atau gimana logikanya coba? Sehingga yang rasional - rasional aja..
Nah, kemudian anda juga ya jangan terlalu gampang di tipu, bodohi, manfaatkan, di giring, & di benturkan (adu domba) dengan propaganda isu²nya yang sudah jelas gak rasional/masuk akalnya..
Nah, jadi kurang lebih seperti itu. Kalo mau ketemu, monggo, kalo gak ya gpp. Karena saya hanya kepingin sebatas menghargai aja. Karena nanti di kira gimana². Tapi kalo etiket baik itu gak di hargai, ya saya gak terlalu ngarep juga. Karena nanti muncul framing yang aneh² yang di bilang pansos lah, pingin foto lah, dsb. Kan repot..
Sehingga saya hanya kepingin sebatas menghargai aja. Tapi kalo gak di respon baik & malah di respon sebaliknya, ya udah. Ngapain saya maksa juga. Tapi ya nanti jangan merasa gimana². Karena nanti di bilang saya gak menghargai & menghormati lagi. Kemudian nanti saya yang di salahkan lagi. Kan repot? Sehingga mereka yang ruwet saya yang repot..
Ok clear ya? Bosen lur di ulang²i terus karena anda gak paham² gara² anda belum atau males baca. Karena ya kalo anda udah baca, sebenernya ya udah jelas semua..
Intinya sederhana, gunakan nalar & akal sehatnya agar anda bisa lebih jernih, netral, & obyektif dalam melihat casenya. Kalo anda gak menggunakan itu & lebih mengedepankan emosi & propaganda isu²nya aja, ya jadinya seperti itu. Hanya sebatas ikut²an ribet aja tapi yang di ribetkan intinya apa bingung & gak tau juga. Kan konyol..
Sehingga bisa di bilang ya anda cuman di manfaatkan aja untuk menutupi ulahnya si oknum. Seolah - olah demi "ini itu". Padahal kalo di lihat konteksnya ya bukan, itu murni urusan pribadi/personal seorang oknum aja..
Nah, kemudian saya kira ya kalo di lihat dari konten/isinya, ya itu bukan kategori rahasia "ini itu" lah. Masa ya rahasia "ini itu" isinya cuman ghibah & gosip aja? Kan gak masuk akal..
Nah, oleh karena itu, anda mesti kritis di situ biar ndak gampang di manfaatkan untuk nutup²i ulahnya seorang oknum & benturkan (adu domba) dengan propaganda isu²nya..
Karena yang terjadi kan sepertinya seperti itu, anda yang emang gak ada urusan & kaitanya apa² dengan saya, tapi karena propaganda isu²nya kan anda jadi ikut²an punya sentimen tertentu tuh (cenderung ke sentimen negatif). Sehingga anda dengan saya kan terkesan jadi gimana² tuh..
Nah, itulah salah satu tujuan propaganda isu²nya untuk menciptakan stigma, persepsi, atau sentimen tertentu..
Nah, sehingga anda mesti sadar & hati - hati akan hal itu. Jangan terlalu gampang di manfaatkan untuk nutup²i ulahnya si oknum & benturkan (adu domba) dengan propaganda isu²nya. Karena secara case atau konteksnya saya kira sudah jelas semua.
Nah, sehingga fokus aja dengan case atau konteksnya yang murni urusan personal/pribadi seorang oknum & yang saya lakukan ini baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja. Bukan melakukan tindakan kriminal seperti Korupsi yang merugikan berapa ratus milyar, mencuri, atau melakukan tindakan kriminal lainya. Alhamdulillah saya juga gak ada & jangan sampe ada catatan kriminal apapun..
Nah, selebihnya itu hanya propaganda yang kental sekali dengan nuansa politisnya dengan maksud & tujuan tertentu seperti yang sudah sedikit saya bahas di atas. Yaitu untuk menciptakan stigma, persepsi, atau sentimen tertentu..
Nah, oleh karena itu, kalo dengar isu yang aneh² jangan asal di telan aja ya. Tolong konfirmasi langsung aja dulu. Karena dari awal saya sama sekali ndak keberatan atas itu. Gak perlu ada yang di tutup²i segala karena casenya saya kira udah jelas semua.
Kalo serba main belakang, gak berani terbuka di depan, di suruh nutup²i, saya kira itu sudah jelas ada indikasi yang ndak beresnya lah..
Sehingga monggo kalau emang ada yang pingin di sampaikan, sampaikan dengan cara yang baik & sewajarnya aja. Karena saya ini sebenernya enak - enakan aja kok..
Kalo gak ada yang di sampaikan? Lha kan ya udah wong emang gak ada yang mau di sampaikan, komunikasi, & konfirmasi juga. Sehingga ya udah & jangan merasa gimana² dong. Ya ndak?
Karena saya ya udah proaktif untuk membangun jalur komunikasi juga. Tapi yang buntu juga siapa, kan ya anda udah sama² tau juga. Ya ndak?
Nah, sehingga kalo mau ketemuan monggo, janjian & kabari aja, tapi kalo mau hanya sekedar gimik² atau debat kusir di sosial media, wah maaf saya udah males untuk ngladeni itu. Karena dari dulu kan juga cuma begitu. Ya ndak? Sehingga ya saya bosen banget karena dari dulu cuman begitu² .. hehehe..
Nah, sehingga kurang lebih seperti itu & saya kira cukup sekian dulu. Nanti kalo ada kesempatan saya nulis di blog ini lagi..
Udah dulu ya..
Salam..
Komentar
Posting Komentar