Rangkuman & Kesimpulan Drama Dengan si "Bunga"

 

Hallo, ya kali ini saya mau nulis tentang rangkuman & kesimpulan drama dengan si "bunga"..

Ya, jadi begini, sebelum saya memulai tulisan saya kali ini, saya ajukan beberapa pertanyaan dulu deh. Nah, jadi untuk konteks saya dengan si "bunga" kemarin ini intinya sebenernya urusan apa? Kemudian substansi, konteks, & kronologinya bagaimana? Kemudian yang saya lakukan ini sebenernya ngapain? Apakah saya korupsi sampe merugikan berapa ratus milyar? Apakah saya mencuri, atau melakukan tindakan kriminal lain? Kok kesanya heboh & ribet banget?

Nah, dari beberapa pertanyaan saya tersebut, siapa yang udah paham/ngerti? Atau sebenernya ya anda ndak ngerti - ngerti amat & masih bingung juga. Jadi ini sebenernya intinya urusan apa, kemudian substansi, konteks, & kronologinya bagaimana, kemudian yang saya lakukan ini sebenernya ngapain. Cuman karena anda sudah terpengaruh dengan "gorengan" isu - isunya, anda jadi ikut ribet, heboh, & mungkin udah ada yang terprovokasi duluan.. hehehe..

Nah, tapi ya begitu ketika saya tanya balik, jadi sebenernya inti/substansi, konteks, & kronologinya ini seperti apa? Eh, ternyata anda masih ndak ngerti & bingung juga. Nah, kan konyol, ndak ngerti inti, substansi, konteks, & kronologinya bagaimana, tapi udah ikut - ikutan ribet, heboh, & mungkin udah ada yang terprovokasi duluan karena terpengaruh dari "gorengan" isu - isunya. hehehe..

Nah, oleh karena itu biar anda ngerti, ndak bingung, heboh, sensi, & ribet sendiri karena pengaruh "gorengan" isu - isunya, sini tak buatin rangkuman & kesimpulanya. Karena ketika anda sudah ngerti bagaimana inti/substansi, konteks, & kronologinya, ya anda saya kira tidak akan mudah "kegoreng" atau terprovokasi dengan isu - isunya. Karena di puter - puter sebenernya intinya ya itu - itu aja.. hehehe..

Nah, sebelum anda melanjutkan untuk membaca tulisan saya kali ini, saya sarankan anda untuk melepaskan dulu seluruh "gorengan" isu - isunya. Kemudian jangan lupa gunakan nalar & akal sehatnya. Tujuanya biar anda bisa lebih jernih, netral, & obyektif dalam memahami substansi, konteks, & kronologinya. Hal ini penting, karena ketika anda sudah terpengaruh dengan "gorengan" isu - isunya, maka anda akan susah untuk bisa netral, jernih, & obyektif untuk memahami substansi, konteks, & kronologinya. Karena anda sudah tendensius karena pengaruh "gorengan" isu - isunya..

Nah, oleh karena itu, biar anda bisa lebih jernih, netral, & obyektif dalam memahami substansi, konteks, & kronologinya, lepaskan dulu seluruh "gorengan" isu - isunya ya. Kemudian jangan lupa gunakan nalar & akal sehatnya ya.. hehehe..

Nah, kemudian tulisan saya kali ini mungkin agak panjang. Sehingga anda santai & pelan - pelan aja bacanya. Kalo anda masih belum paham, silahkan di ulangi lagi gpp. Karena yang terpenting bukan seberapa cepat anda membacanya, tapi yang penting anda paham bagaimana substansi, konteks, & kronologinya. Sehingga anda ngerti, ndak bingung, & gampang terpengaruh "gorengan" isu - isunya. Sehingga santai & pelan - pelan aja ya bacanya. Kalo masih belum paham silahkan di ulangi lagi gpp..

Nah, jadi untuk mempermudah penulisan, saya menggunakan istilah si "bunga" untuk menyebut yang bersangkutan, dengan ciri - ciri antara lain :

  1. Karir & domisili di jkt & sekitarnya.
  2. Usia lebih tua dari saya (kelahrian antara tahun 1986 - 1989)
  3. Pake "seragam"
Nah, itu untuk ciri - ciri si "bunga".. hehehe..

Nah, sebenernya saya males untuk bahas masalah ini karena :
  1. Udah saya bahas di tulisan saya sebelumnya.
  2. Udah saya ulang - ulang juga.
  3. Si "bunga" ini sudah "sah"
Sehingga ya ndak ada gunanya juga saya bahas masalah ini. Cuman karena sepertinya masih banyak yang belum ngerti, masih bingung, ribet, heboh, & sensi karena terpengaruh "gorengan" isu - isunya, ya udah deh saya tulis lagi aja. Saya buatin rangkuman & kesimpulanya dengan bahasa yang lebih sederhana & sistematis biar lebih enak di baca & pahaminya. Nah, sehingga di simak baik - baik ya.. hehehe..

Nah, jadi sebenernya ini intinya urusan apa sih? Ya, kalo di puter - puter sebenernya intinya ya murni urusan PERSONAL/PRIBADI SEORANG OKNUM aja. Ya bisa di bilang urusan "anak muda" lah. Di puter - puter intinya sebenernya ya itu - itu aja.. hehehe..

Nah, kemudian dari awal saya sebenernya kurang setuju & sudah menyampaikan ke yang bersangkutan, kalo urusan personal/pribadi ndak perlu di jadikan konsumsi publik. Karena ya urgensinya apa sih ketika menjadikan urusan personal/pribadi jadi konsumsi publik? Kan ya ndak ada juga. Nah, kemudian disini kan ya udah sama - sama dewasa, sehingga di bicarakan baik - baik kan ya bisa. Sehingga ya ndak ada urgensinya sebenernya ketika menjadikan urusan personal/pribadi jadi konsumsi publik..

Nah, alasan saya yang lain saya kurang setuju untuk menjadikan urusan personal/pribadi jadi konsumsi publik, karena ketika urusan sudah menjadi konsumsi publik, maka :
  1. Akan banyak kepala yang terlibat.
  2. Akan banyak asumsi & spekulasi yang tercipta.
Nah, sehingga bukanya tambah simpel, tapi malah jadi semakin ruwet jadinya.

Nah, oleh karena itu, dari awal saya sebenernya kurang setuju & sudah menyampaikan ke yang bersangkutan, kalo ndak perlu sebenernya untuk menjadikan urusan personal/pribadi jadi konsumsi publik. Nah, tapi akhirnya jadi konsumsi publik juga. Sehingga sampe disini, siapa yang menjadikan urusan personal/pribadi ini jadi konsumsi publik? Nah, silahkan anda analisa sendiri.. hehehe..

Nah, kemudian ketika urusan tersebut udah jadi konsumsi publik, seharusnya langsung di konfirmasi & klarifikasi terbuka di depan dengan yang bersangkutan kan ya selesai. Sehingga disini ndak perlu jadi spekulasi & polemik berkepanjangan. Wong saya ini ya enak - enakan aja & dari awal ya saya juga yang proaktif untuk membuka jalur komunikasinya.

Nah, kalo ini ndak, udah bukan saya yang menjadikan urusan ini jadi konsumsi publik, terlanjur jadi konsumsi publik, eh ndak ada upaya untuk konfirmasi & klarifikasi terbuka di depan. Sehingga terkesan seperti di biarkan aja jadi spekulasi & polemik berkepanjangan yang bergulir seperti bola liar. Ya, terkesan di biarkan aja tanpa ada solusi penyelesaian & tanggung jawabnya.. 

Nah, karena mereka gak bisa kasi solusi & tanggung jawabnya, kemudian untuk konteks ini ada kaitanya dengan saya, ya udah deh disini saya nulis aja. Saya buatin rangkuman & kesimpulanya.. hehehe..

Nah, oke lanjut ke kronologinya ya.. 

Nah, jadi begini, waktu itu saya dapat info kalo si "bunga" ini lagi jomblo. Ya, yang namanya anak laki - laki, kan ya gak ada salahnya juga untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi. Karena ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang, maka kalo gak kenal ya kenalan. Kan begitu simpelnya. Ya ndak? Hehehe..

Nah, sehingga waktu itu saya cari akun media sosialnya, saya follow, saya like, comment, & cerita banyak lewat pesan pribadi lah..

Nah, sehingga yang saya lakukan ini ya masih dalam batas tahap wajar, lumrah, & biasa - biasa aja sebenernya seperti yang di lakukan oleh banyak anak muda jaman sekarang. Sehingga ya wajar, lumrah, & gak ada yang salah sebenernya..

Nah, kemudian saya kan domisilinya di sby, kemudian saya tau domisilinya si "bunga" ini di jkt & sekitarnya. Sehingga misal saya jadi dengan si "bunga" kan saya bakal LDR. Oleh karena itu, waktu itu memang saya ada rencana/wacana/niat untuk ke jkt biar ndak LDR dengan si "bunga"..

Nah, kemudian waktu itu saya juga ada rencana untuk mengikuti program inkubasi bisnis di jkt. Ya, semacam program pelatihan/coaching bisnis gitu lah, kemudian nanti misal lulus programnya bakal ada investor yang memodali untuk buka usahanya.. 

Nah, sehingga motivasi niat/rencana/wacana saya ke jkt saya waktu itu ada 2, antara lain :
  1. Biar ndak LDR dengan si "bunga"
  2. Mau ikut program inkubasi bisnis di jkt.
Nah, sampe disini udah clear ya..

Nah, niat/rencana/wacana saya untuk ke jkt waktu itu sebenernya sudah ada sejak pertengahan tahun 2019. Cuman waktu itu saya masih ada urusan/keperluan yang harus saya selesaikan di sby. Sehingga disini saya selesaikan urusan saya dulu di sby sampe kira  - kira akhir tahun 2019 & awal tahun 2020. 

Nah, ketika urusan saya udah selesai, okelah saya lanjutkan niat/wacana/rencana saya untuk ikut program inkubasi bisnisnya. Cuman waktu itu jkt lagi di guyur hujan lebat & sampe banjir hebat. Banyak rumah yang tenggelam & banyak mobil yang terseret arus banjir. Sehingga saya mengurungkan niat/wacana/rencana saya untuk ke jkt karena waktu itu jkt lagi hujan lebat & banjir hebat..

Nah, pertimbangan saya waktu itu, kalo saya mau ikut program inkubasi bisnis, kayaknya kurang kondusif juga misal saya ikut programnya ketika jkt lagi di guyur hujan lebat & lagi bencana banjir hebat. Karena yang namanya orang buka usaha itu kan idealnya/bagusnya buka ketika kondisinya sedang bagus. Bukan buka ketika kondisi bencana. Itu idealnya atau bagusnya. Kemudian ya kayak gak ada waktu lain aja kok nekat banget mau ikut program inkubasi bisnisnya ketika jkt lagi kondisi bencana..

Nah, sehingga waktu itu saya membatalkan niat/rencana/wacana saya untuk mengikuti program inkubasi bisnisnya..

Nah, kemudian waktu itu saya sudah proaktif untuk membuka jalur komunikasi dengan si "bunga". Tapi sampe sekarang juga TIDAK ADA RESPON juga. Sehingga kan ya udah, tidak ada alasan yang jelas buat saya ke jkt. Karena kan motivasi niat/rencana/wacana saya untuk ke jkt waktu itu kan ada 2, antara lain :
  1. Biar ndak LDR dengan si "bunga"
  2. Mau ikut program inkubasi bisnis.
Nah, untuk alasan pertama, saya sudah berusaha untuk proaktif membuka jalur komuikasi dengan si "bunga" tapi sampe sekarang TIDAK ADA RESPON juga. Kemudian alasan yang kedua, saya mau ikut program inkubasi bisnis ke jkt, cuman waktu itu jkt lagi hujan lebat & lagi bencana banjir hebat. Sehingga sampe disini sudah ya udah jelas sebenernya kalo tidak ada alasan yang jelas buat saya untuk ke jkt. Karena saya mau ngapain ke jkt kalo serba gak jelas? Mau ketemu siapa, mau ketemu dimana, mau bahas apa, mau ketemu kapan, gimana kalo serba gak jelas? Ya ndak? 

Nah, seandainya waktu itu ketika saya proaktif untuk membuka jalur komunikasi dengan si "bunga", kemudian si "bunga" ini konfirmasi, ya meskipun waktu itu jkt lagi hujan & bencana banjir hebat, setidaknya masih ada 1 dari 2 alasan yang jelas buat saya untuk ke jkt. Nah, tapi karena waktu itu saya sudah berusaha untuk proaktif membuka jalur komunikasi dengan si "bunga" tapi TIDAK ADA RESPON juga, sehingga ya udah kan gak ada alasan yang jelas buat saya untuk ke jkt. Ya ndak? 

Nah, sehingga disini bukan perkara saya takut sama hujan atau banjir lebatnya, tapi lebih ke konfirmasi atau alasan saya yang jelas untuk ke jkt yang gak ada..

Nanti di kira saya kebaperan, ke'geran, delusi, & halusinasi wong ndak ada alasan yang jelas buat saya untuk ke jkt kok ngapain saya ke jkt ya ndak? hehehe..

Nah, sehingga sampe disini saya salah ndak ketika membatalkan niat/rencana/wacana saya untuk ke jkt karena gak ada alasan yang jelas?

Nah, kemudian disini sepertinya sempat muncul isu katanya saya ndak tepat janji, dsb. Nah, mengenai isu tersebut, kalo memang merasa saya harus datang ke jkt untuk menuhi janji saya, ya konfirmasi dong. Karena kalo gak konfirmasi, ya mana saya tau kalo anda nungguin saya atau berharap saya untuk datang ke jkt? Wong gak ada konfirmasi & alasan yang jelas juga, kan ya ngapain saya ke jkt kan? Logika sederhana aja lah. Ya ndak? hehehe..

Sehingga untuk isu janji, udah jelas ya buntunya dimana. Saya sudah berusaha untuk proaktif membuka jalur komunikasi, tapi anda udah tau ya buntunya dimana & yang buntu siapa? hehehe..

Nah, kurang lebih kronologinya. Kemudian disini jadi sebenernya status hubungan saya dengan si "bunga" ini apa sih? Apakah saya temanya si "bunga", pacarnya si "bunga", suami/istri, mantanya si "bunga", atau selingkuhanya si "bunga"? Nah, masih banyak yang belum ngerti atau masih bingung dengan status hubungan antara saya dengan si "bunga" ndak? Nah, kalo masih banyak yang belum ngerti & masih bingung, oke deh kita bahas sama - sama ya.. hehehe..

Nah, untuk membahas masalah status hubungan antara saya dengan si "bunga", ada baiknya kita samakan persepsi & definisi mengenai bebrapa jenis status hubungan. Kita bahas satu per satu ya..
  1. Teman. Teman adalah status hubungan yang tidak terikat gender/jenis kelamin (bisa terjadi antara laki - laki & perempuan, laki - laki dengan laki - laki, perempuan dengan perempuan) kemudian tidak ada perasaan spesial atau khusus "cinta" yang terjalin antara masing  - masing individu & tidak ada rencana untuk melanjutkan hubugan ke arah yang lebih serius ke jenjang pernikahan. Status hubungan teman ini bisa terbentuk karena biasanya ada kesamaan tertentu misal pernah sama - sama ketemu, pernah sama - sama satu sekolah, sama - sama pernah terlibat dalam project tertentu, dsb.
  2. Pacar. Pacar adalah status hubungan yang terbentuk antara laki - laki & perempuan (konteks hubungan normal), kemudian ada perasaan khusus "cinta" di dalam hubungan ini, kemudian ada rencana untuk melanjutkan ke arah hubungan yang lebih serius ke jenjang pernikahan. Di dalam status hubungan ini, sifatnya masih informal, masih belum di sahkan oleh agama & negara. Sehingga bisa di bilang dalam status hubungan ini, masing - masing individu masih dalam tahap ingin mengenali pribadi masing  - masing secara lebih mendalam sebelum berkomitmen bersama untuk melanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius yaitu hubungan pernikahan. Nah, karena masih belum di sahkan oleh agama & negara, maka disini jika tidak terjadi kecocokan, maka masing - masing individu boleh untuk memutuskan tidak  melanjutkan hubungan tersebut tanpa harus di sahkan oleh agama & negara. Jadi ya kalo di rasa ndak ada kecocokan, jadi ya udah boleh langsung cabut aja tanpa harus di sahkan oleh agama & negara.
  3. Suami/istri. Suami istri ini sebenernya secara prinsip hampir sama dengan status hubungan pacar. Tetapi bedanya disini sudah di sahkan oleh agama & negara. Sehingga masing - masing individu sudah berkomitmen untuk hidup bersama & di sahkan oleh agama & negara. Sehingga apabila di tengah jalan tidak ada kecocokan & ingin pisah, maka ada proses administrasi yang di butuhkan. Gak bisa asal cabut aja seperti hubungan pacar karena sudah di sahkan oleh agama & negara. 
  4. Mantan. Mantan ini status hubungan antara 2 individu yang pernah terikat hubungan pacar atau suami/istri, tetapi sudah putus/pisah karena hal tertentu.
  5. Selingkuhan. Selingkuhan ini adalah status hubungan yang terbentuk antara individu yang masing - masing individu atau salah satunya sudah terikat hubungan pacar atau suami/istri, kemudian individu ini menjalin hubungan baru dengan individu lain tanpa sepengetahuan atau persetujuan dengan pasangan sebelumnya. Sehingga ya hubungan gelap & main belakang lah.
Nah, sehingga sampe disini udah tau ya mengenai beberapa definisi mengenai beberapa status hubungan. Penting untuk menyamakan persepsi mengenai beberapa jenis status hubungan ini sebelum kita bahas mengenai status hubungan saya dengan si "bunga". 

Nah, dari beberapa definisi status hubungan di atas, jadi hubungan saya dengan si "bunga" ini sebenernya apa? Apakah teman, pacar, suami istri, mantan, atau selingkuhan? 

Ya, kalo menurut definisi mengenai beberapa jenis status hubungan di atas, maka antara saya dengan si "bunga" ini sebenernya ya TIDAK ADA HUBUNGAN APA - APA. Karena saya sudah berusaha untuk proaktif membuka jalur komunikasi dengan si "bunga" ini tapi sampe sekarang juga TIDAK ADA RESPON juga. Sehingga antara saya dengan si "bunga" ini MASIH BELUM TERJADI IKATAN/KESEPAKATAN/HUBUNGAN apa - apa. Nah, sehingga disini yang saya lakukan ini baru sebatas CHAT untuk KENALAN & NGAJAK KOMUNIKASI aja. 

Nah, sehingga sampe disini udah clear ya mengenai status hubungan saya dengan si "bunga". Karena disini sepertinya sempat muncul isu yang bilang saya pacarnya si "bunga", saya mantanya si "bunga", kemudian saya selingkuh, saya buaya, saya playboy, dsb. 

Nah, saya ini bingung kenapa kok sepertinya muncul isu tersebut? Lha wong saya ini baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja, kemudian sampe sekarang juga TIDAK ADA RESPON juga, kemudian antara saya dengan si "bunga" ini masih belum terjadi KESEPAKATAN/IKATAN/HUBUNGAN apa apa, kok bisa  - bisanya sepertinya sempat muncul isu yang bilang saya pacarnya si "bunga", saya mantanya si "bunga", saya selingkuh, saya playboy, saya buaya, dsb..

Ini gimana to? Wong saya ini baru sebatas Chat untuk KENALAN & NGAJAK KOMUNIKASI aja, kemudian TIDAK ADA RESPON juga, kemudian antara saya dengan si "bunga" ini masih belum terjadi KESEPAKATAN/IKATAN/HUBUNGAN apa  - apa kok, bisa - bisanya misal  muncul isu demikian? Wong ngobrol aja belum, ketemu juga belum, jalan juga belum, jadian juga belum, kok bisa - bisa nya misal ada isu yang bilang saya ini pacarnya si "bunga", mantanya si "bunga", kemudian saya selingkuh..🤣🤣

Ini gimana to? Nggak jelas kan maksudnya gimana..🤣🤣

Nggak tau lah, mungkin si "bunga" ini sudah baper, kege'eran, halusinasi, & delusi duluan. Wong saya ini baru sebatas Chat untuk Ngajak Kenalan & Komunikasi aja, bisa - bisanya misal sempat muncul isu demikian. Nggak jelas kan? 🤣🤣

Nah, sehingga sampe disini udah clear ya mengenai status hubungan saya dengan si "bunga", kemudian yang saya lakukan ini ngapain.. hehehe..

Nah, sehingga kurang lebih seperti itu. Antara saya dengan si "bunga" ini intinya baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja, kemudian karena sampe sekarang juga TIDAK ADA RESPON, sehingga antara saya dengan si "bunga" ini masih belum ada KESEPAKATAN/IKATAN/HUBUNGAN apa - apa.

Nah, kemudian anda berpikir, ealah cuman gitu aja to? Cuman urusan sepele, ndak ada artinya, masih dalam tahap wajar, normal, & lumrah to? Kirain urusan apa misal saya korupsi sampe merugikan berapa ratus milyar, mencuri, atau melakukan tindakan kriminal lainya.. hehehe.. 

Ya, intinya kalo anda paham substasi, konteks, & kronologinya di puter - puter ya itu - itu aja. Makanya dari awal saya tegaskan lepaskan dulu seluruh isu - isunya agar anda bisa lebih jernih, netral, & obyektif dalam memahami substansi, konteks, & kronologinya. Kalo anda paham substansi, konteks, & kronologinya, di puter - puter ya itu - itu aja intinya. Ndak ada yang rumit..

Nah, sehingga jangan di pikir saya melakukan tindak pidana korupsi, mencuri, atau melakukan tindakan kriminal lainya. Ya, Alhamdulillah saya ini masih dalam kategori anak baik - baik yang tidak pernah & jangan sampe melakukan tindakan kriminal apapun lah. Kemudian saya juga Alhamdulillah juga gak ada catatan kriminal apapun. Sehingga disini ya masih dalam kategori anak baik - baik lah.. Hehehe..

Nah, kemudian mungkin anda berpikir, kenapa urusan sepele, ndak ada artinya, bukan tindakan kriminal, masih dalam tahap yang wajar, normal, lumrah begitu kesannya jadi ribet & heboh banget? Ya, kalo saya analisa disini ada beberapa kemungkinan antara lain karena :
  1. Sudah jadi konsumsi publik
  2. Buntunya komunikasi, banyaknya sumsi, & spekulasi.
  3. Si "bunga" ini oknum yang dekat dengan "orang penting"
  4. Untuk menutupi kesalahan si "bunga"
  5. Ada kesan atau nuansa di tumpangi "kepentingan" atau di politisasi.
Nah, kalo saya analisa ya kurang lebih seperti itu kemungkinanya kenapa urusan sepele, ndak ada artinya, bukan tindakan kriminal, masih dalam tahap yang wajar. lumrah, & normal, kesanya jadi heboh & ribet banget.

Nah, untuk poin nomer 4 & 5 nanti aja lah saya bahas di tulisan saya selanjutnya. Karena panjang banget kalo saya bahas disini semua.. hehehe..

Nah, oke deh lanjut lagi ya. Nah, antara saya dengan si "bunga" kan masih belum ada KESEPAKATAN/IKATAN/HUBUNGAN apa - apa tuh. Ya dengan kata lain si "bunga" ini BUKAN SIAPA - SIAPA saya, nah yang jadi pertanyaan adalah, boleh ndak saya menjalin atau membangun hubungan atau berelasi dengan orang lain?

Nah, ya jelas boleh - boleh aja, sah - sah aja, ndak ada yang nglarang, & si "bunga" gak ada hak untuk melarang sebenernya. Karena siapa dia mau ikut campur atau melarang saya untuk membangun atau menjalin hubungan dengan siapapun? Wong dia juga BUKAN SIAPA - SIAPA saya & antara saya dengan si "bunga" ini BELUM ADA KESEPAKATAN/IKATAN/HUBUNGAN apa - apa kok mau ikut campur & mungkin bahkan mau melarang saya. Sehingga ya bebas  - bebas aja dong saya mau membangun, berinteraksi, atau berhubungan dengan siapapun. Karena kita mau berinteraksi, membangun hubungan, berserikat, & berkumpul, itu bagian dari hak asasi manusia. Sehingga ya gak ada hak sebenernya buat si "bunga" yang notabene BUKAN SIAPA - SIAPA SAYA,  terlalu jauh masuk & ikut campur ke kehidupan pribadi saya. Gak ada hak & urusan buat si "bunga" untuk melakukan itu. 

Nah, saya membahas masalah ini karena ada dugaan atau indikasi si "bunga" ini terlalu jauh masuk ke kehidupan pribadi saya. Misal nyuruh orang untuk mantau kehidupan pribadi saya, kemudian nyuruh orang untuk masuk - masuk ke pesan pribadi saya. Ya, ini apa kaitanya & urusanya coba kok jadi terkesan kepo, posesif, masuk - masuk terlalu jauh ke kehidupan pribadi saya? Kaitan, urusan, & hak nya apa? Kan ya gak ada & gak jelas sebenernya. Kemudian wong saya ini baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja, tidak melakukan tindakan kriminal apapun, kok terkesan mereka seperti kepo & terlalu jauh masuk ke kehidupan pribadi saya ya? Kok kehidupan pribadi saya malah di ganggu ya? Kaitan & urusanya apa coba? 

Nah. kemudian aplikasi perpesanan ini buat sistem enkripsi untuk menjamin privasi penggunanya agar penggunanya merasa aman & nyaman kok ini ada dugaan atau indikasi mereka malah nyuruh orang untuk mantau  - mantau kehidupan & pesan pribadi saya. Apa kaitan & urusanya coba kok kehidupan pribadi saya malah di pantau - pantau segala? Kok malah jadi terkesan kehidupan pribadinya seperti di ganggu & di eksploitasi ya? Nah, setau saya hal itu sudah mengganggu & melanggar privasi sebenernya..

Nah, oke deh lanjut ya, disini saya mau bahas mengenai isu - isunya. Karena sepertinya ada dugaan atau indikasi mereka ini menyebarkan isu sembarangan & mainnya main belakang. Apa motif & alasanya ya gak jelas juga sebenernya. Karena ngapain coba orang baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja kok di isukan, di framing, & tuduh macam - macam? Kemudian ada indikasi atau dugaan mainya main belakang & gak berani terbuka di depan pula, kemudian orang lain di suruh nutup - nutupi dengan berbagai macam dalih & alasan. Nah, untuk lebih detailnya nanti saya tulis di tulisan saya selanjutnya, karena ini sepertinya ada dugaan atau indikasi di tumpangi "kepentingan" atau ada nuansa politisnya. Sehingga ya gak ada kaitan, gak nyambung, & gak jelas juga sebenernya orang baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja, tapi sepertinya sudah di isukan, di tuduh, di framing macam - macam. Nah, untuk konteks ini nanti aja saya bahas di tulisan saya selanjutnya, kalo sekarang saya fokus untuk menjawab dugaan isu - isunya dulu aja ya..

Nah, untuk menjawab dugaan isu - isunya, disini saya menggunakan sistem Q&A aja ya.. hehehe..

  1. Apakah akun instagram saya yang @ruddinss & @masss_odeee itu akun instagram asli saya? Ya, itu akun instagram asli saya. Untuk akun instagram asli saya sebelumnya yang @ruddinss, kemudian saya buat akun publik yang @masss_odeee sebagai media untuk konfirmasi atau klarifikasi misal ada hembusan isu - isu yang beredar. 
  2. Apakah saya menggunakan jasa admin untuk mengelola akun IG tersebut? Saya tidak menggunakan jasa admin untuk mengelola akun IG tersebut. Sehingga saya sendiri yang mengelolanya.
  3. Apakah foto yang saya pernah saya bagikan ke "bunga" itu foto asli saya atau foto orang lain? Itu foto asli saya sewaktu saya masih mahasiswa dulu. Saya tidak menambahkan filter biar tambah mulus atau ganteng, ya udah aslinya ya seperti itu. Itu hanya saya crop aja. Kalo mau aslinya ya silahkan saya masih ada.
  4. Apakah foto yang saya posting di sosial media itu foto hasil comotan di google atau foto asli saya? Ya, beberapa memang ada yang hasil comot dari sumber lain, tapi biasanya saya menyebutkan sumber referensinya. 
  5. Apakah desain gitar yang ada di IG saya itu asli desain saya? Ya, itu asli desain saya sendiri sewaktu jaman kuliah saya dulu. 
  6. Apakah saya berniat untuk pansos? Aduh, saya bukan tipikal yang seperti itu lah. Karena saya ini juga bukan tipikal orang yang terlalu senang selfie di media sosial. Karena selain ndak penting, ya emang ndak suka aja. Kalo foto dengan beberapa publik figur ada lah, cuman saya gak pernah posting di akun media sosial saya yang @masss_odeee untuk tujuan sekedar pansos aja. Sehingga ya saya bukan tipikal orang yang kepingin & senang minta foto dengan publik figur untuk sekedar pansos di media sosial aja lah.
  7. Apakah pekerjaan saya?Ya, saya saat ini sedang merintis usaha saya sendiri. Ya, masih kecil & mikro banget lah. 
  8. Apakah saya intel atau mata² asing? Nah, misal (hanya misal) ada isu ini, wah nemen banget ngawurnya. Nanti saya di tuduh bjorka lagi..🤣🤣 Intinya disini riwayat saya jelas, kalo mau tanya², monggo bebas. Dari awal saya sama sekali ndak keberatan kok. Justru saya yang dari awal malah kooperatif untuk membuka jalur komunikasinya.. hehehe..
  9. Apakah saya kelaparan & susah makan? Ya, Alhamdullillah bukanya sombong atau gimana - gimana, kalo sekedar makan aja ya Alhamdulillah selama ini tercukupi dengan baik lah. Alhamdulillah ya ndak sampe kelaparan juga. 
  10. Apakah saya dapat asupan makanan dari orang lain? Ada isu ini juga ndak? Saya ndak ngerti motivasinya apa kok sampe buat isu ngawur seperti ini?😅😅 Nah, seperti yang sudah saya sampaikan di atas, kalo urusan makan aja, bukanya sombong atau gimana -gimana, tapi Alhamdulillah masih tercukupi dengan baik lah..
  11. Ada isu saya kekurangan & dapat asupan nutrisi dari orang lain ndak? Di jawab apa nih? 🤣🤣
  12. Untuk pendidikan formal terkahir saya apa? Untuk pendidikan formal terakhir saya S1 jurusan teknik mesin. Ya, itu untuk gelar akademis formalnya. Kalo engineer2 banget ya ndak juga. Karena saya udah lama ndak sekolah & ketika lulus malah banyak berkecimpung dengan dunia marketing/pemasaran. Sehingga bukan engineer tulen lah. Cuman Insya Allah logika engineernya masih jalan & kalo di ajak ngobrol mungkin masih agak sedikit nyambung karena ada backgroud sekolah formalnya. Tapi kalo engineer tulen bukan lah. 
  13. Apakah saya anak & cucunya si A,B,C, &D. Nah, ini juga nih yang agak absurd, aneh, ganjil, & gak jelas. Sepertinya ada yang ngaku - ngaku orang tua saya, kakek saya, dsb.. 🤣🤣
    Saya klarifikasi aja, kakek & nenek saya udah meninggal semua. Kemudian orang tua saya Alhamdulillah masih lengkap & tinggal sama saya di sby.
  14. Apakah saya "kucing"nya si A,B,C,D? Ini juga framing yang gak jelas, aneh, ganjil, konyol, & absurd banget. Sepertinya ada dugaan atau indikasi saya di framing kucingnya si A,B,C,D, gak jelas banget ya..🤣🤣 Ya, Alhamdulillah saya termasuk golongan homo sapiens atau golongan manusia lah sama seperti anda lah. Jadi ngawur banget itu yang buat isu & framing saya kucingnya si A, B, C, Masa manusia ciptaan Tuhan yang sempurna kok di framing kucing. Itu sama aja seperti menghina ciptaan Tuhan yang sempurna. Sehingga ya arogan, merendahkan, & otoriter sekali ya.. hehehe..
  15. Apakah saya lagi ngonten? Bro, saya ini sebenernya udah bosen main sosial media. Apalagi mau jadi konten kreator? 😅😅 Nah, kalo saya masih umur 15 - 22 tahun it's ok lah masih fase²nya abg alay & labil. Tapi kalo saya udah masuk fase bosen main sosial media. Dari sekitar tahun 2005an saya udah mulai kenal sosial media. Jadi udah bosen banget sebenernya. Nah, saya kemarin aktif sosial media, itu sebagai media klarifikasi, karena ada dugaan atau indikasi yang nyebar isu sembarangan. Oleh karena itu kemarin saya aktif di sosial media. Kalo konten kreator, ndak lah. Udah bukan jamanya.. hehehe..
  16. Apakah saya cosplay? Saya ndak ngerti kok bisa muncul asumsi seperti ini. Sampe ndak ngerti saya jawabnya gimana..😁😁
  17. Ada yang buat isu saya nipu ndak? 😁😁 Nah, untuk konteks ini, monggo barangkali ada yang merasa pernah saya tipu (terutama urusan karir & keuangan), silahkan konfirmasi langsung dengan saya aja. Pernah ada urusan apa sama saya, kemudian saya nipunya dimana. Nanti saya yang mempertanggung jawabkan. Kalo hanya desas desus/isu/gosip/tuduhan, tapi yang buat isu sendiri juga bingung saya nipunya dimana, ya apa yang saya pertanggung jawabkan? Masa saya harus mempertanggung jawabkan isu/tuduhan/gosip/fitnah yang gak jelas & berdasar? Kemudian masa saya harus mempertanggung jawabkan perbuatan yang memang gak saya lakukan? Sehingga kalo memang ada yang merasa demikian, monggo silahkan. Tapi kalo memang gak ada & cuman isu/gosip/tuduhan/fitnah aja, ya maaf. Justru saya ndak ngerti kenapa di isukan/tuduh/gosipkan/fitnah demikian.. Hehehe..
Nah, jadi kurang lebih seperti itu mengenai jawaban dari dugaan isu - isu yang mungkin di hembuskan. Mungkin lebih banyak lagi isu - isu yang di hembuskan dari jawaban - jawaban saya di atas. Makanya saya ini sebenernya kepingin & berharap, misal ada yang mungkin sempat dapet isu - isunya, untuk konfirmasi langsung & terbuka dengan saya. Saya dari awal sama sekali ndak keberatan juga untuk itu. Biar ndak hanya buat isu atau desas desus gak jelas di belakang aja tapi gak berani untuk terbuka di depan.. hehehe..

Nah, mengenai isu data, disini memang saya setuju sebelum memutuskan sesuatu, kita perlu melihat data terlebih dahulu. Setuju saya. Nah, tapi disini ada dugaan data pribadi saya malah di buka & di sebar untuk di jadikan konsumsi publik. Lho ini apa kaitan & urusanya coba misal data pribadi saya di buka & di jadikan konsumsi publik? Wong saya ini baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja, kok malah data pribadi saya dibuka & di jadikan konsumsi publik? Bukanya data pribadi itu seharusnya di lindungi ya? Bukanya di buka & di sebar di jadikan konsumsi publik sembarangan. Apalagi ndak ada alasan yang jelas yang mendasarinya. Sehingga ya ngapain coba data saya di buka & di jadikan konsumsi publik? Kaitan & urusanya apa? Bukanya itu termasuk pelanggaran privasi & data pribadi ya? Hehehe..

Nah, kemudian disini saya memahami kalo untuk konteks saya kemarin banyak banget pihak ketiga yang ikut terlibat. Ya, saya terima kasih & sebenernya ya gak nyaman juga mereka terlalu banyak terlibat. Karena ya saya sama si "bunga" ini baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja, itu pun TIDAK ADA RESPON juga, tapi yang ikut campur & terlibat sudah banyak banget. Jadi ya gak nyaman banget sebenernya. 

Nah, hal ini bisa di kembalikan ke anda sendiri lah, misal urusan pribadi/personal anda, anggap aja urusan dengan pasangan anda (suami/istri/pacar) terlalu banyak yang ikut campur & terlibat. Nah, anda nyaman nggak? Kemudian etis ndak? Nah, saya kira ya anda bakal ndak nyaman & itu kurang etis juga sebenernya.. 

Nah, kemudian disini memang sempat ada pihak ketiga yang datang ke sby. Ya, setau saya mereka waktu itu ada agenda kerja sendiri. Kemudian ndak ada komunikasi, konfirmasi, & janjian sama saya juga misal mereka kepingin ketemu saya. Sehingga disini konteksnya ya mana saya tau misal waktu ke sby mereka ada keinginan untuk ketemu saya? Wong emang ndak ada komunikasi, konfirmasi, & janjian dengan saya juga..

Nah, sehingga sampe disini saya salah ndak misal ndak menemui mereka karena mereka gak ada janjian, komunikasi, atau konfirmasi dengan saya? Hehehe..

Ya, ndak ada yang salah bos, wong emang gak ada komunikasi, konfirmasi, & janjian dengan saya juga, ya mana saya tau kalo mereka mungkin ada keinginan untuk ketemuan dengan saya? Sehingga ya ndak salah misal saya ndak menemui atau menyambut mereka karena ndak ada komunikasi, konfirmasi, & janjian untuk ketemu dengan saya. Ya ndak? Hehehe..

Nah, cuman disini saya menduga kalo mereka ini merasa saya ndak menghargai & menghormati mereka karena saya ndak menemui & menyambut mereka sewaktu mereka datang ke sby. Lha ini gimana to? 🤣🤣

Nah, seperti yang saya sampaikan di awal, dari awal saya ini sama sekali ndak keberatan misal mau ketemuan sama mereka asal jelas. Kalo ada komunikasi, konfirmasi, & janjian, ya udah gak usah repot -repot datang ke sby lah. Saya datang ke jkt juga sebenernya sama sekali ndak ada masalah juga kok asal jelas. Lha kalo gak jelas terus gimana? Saya sudah berusaha untuk proaktif membuka jalur komunikasi, cuman anda sendiri ngerti yang buntu siapa? Ya ndak? Hehehe..

Sehingga sampe disini udah clear ya? Intinya disini  bukanya saya ndak menghormati, menghargai, atau gimana. Intinya disini saya dari awal sama sekali ndak keberatan misal mau ketemuan asal jelas. Karena kalo serba gak jelas terus gimana? Mau ketemu siapa, mau ketemu dimana, mau bahas apa, mau ketemu kapan, gimana coba kalo serba gak jelas? Sehingga ya jangan ada yang merasa kalo saya ndak menghargai, menghormati, atau gimana karena saya ndak menemui mereka. Kalo mereka jelas, pasti saya temui & saya sama sekali ndak keberatan kok.. hehehe..

Nah, kemudian selanjutnya gimana untuk konteks saya dengan si "bunga"? Ya, saya kira kan semua sudah jelas, kalo si "bunga" ini sudah "sah". Kemudian kalo saya disini untuk konteks pasangan lebih suka yang lebih muda dari saya, dari kalangan masyarakat sipil, domisili di sby & sekitarnya (ya masih dalam wilayah jawa timur) aja. Sehingga disini ya saya kira sudah jelas semua kalo si "bunga" ini bukan spek atau kriteria saya.

Nah, sehingga sudah jelas semuanya sebenernya. Kemudian untuk konteks pasangan, kalo kecenderungan saya lebih suka yang lebih muda dari saya, dari kalangan masyarakat sipil, domisili di sby & sekitarnya (masih dalam wilayah jawa timur). Apakah harus saklek seperti itu? Ndak juga, yang penting jangan LDR aja lah. Karena kalo LDR ini bakal ribet & banyak masalahnya. Makanya saya ndak seberapa seneng misal LDR. Nah, sehingga sebenernya masalah ini tergantung negosiasi aja lah gimana baiknya..

Nah, kemudian yang namanya jodoh ini kan random banget, sehingga ya siapapun yang jadi nanti ya udah itu sudah jodohnya. Sehingga kalo saya sih ndak mau terlalu ribet urusan ini. Kalo jadi ya jodohnya, kalo ndak jadi ya udah bukan jodohnya. Kan gitu aja. Ya ndak? Nggak usah ribet & di buat ribet, gitu aja kalo saya.. Hehehe..

Nah, kemudian untuk konteks kemarin, kan saya ini baru sebatas Chat untuk Kenalan & Ngajak Komunikasi aja. Karena TIDAK ADA RESPON, sehingga antara saya dengan si "bunga" masih belum terjadi KESEPAKATAN/IKATAN/HUBUNGAN apa - apa.

Nah, kalo di tanya apakah saya sedih karena si "bunga" sudah "sah"?

Nah, jadi begini, saya paham mungkin asumsi atau spekulasi yang umum atau biasa muncul kan begitu. Karena biasanya kalo udah ada yang "sah" duluan, yang belum "sah" ini kesanya jadi kayak gimana gitu..

Nah, yang jadi pertanyaan, saya doyan ndak? 😁😁

Lha wong saya ini doyan aja juga nggak. Sehingga logikanya gimana coba ketika saya ndak ada rasa, ndak doyan dengan si "bunga", kemudian si "bunga" ini "sah" kemudian saya sedih? 😅😅

Nah, kalo saya doyan atau ada rasa, ya masih masuk logikanya kalo saya sedih misal si "bunga" ini sudah "sah". Lha wong saya ini ada rasa & doyan juga nggak, ketika si "bunga" udah "sah", lha ya masa saya harus sedih? 😅😅

Nah, kemudian disini setidaknya sudah ada kepastian bagi orang lain sehingga ndak ada asumsi & spekulasi macam - macam lagi. Karena saya ini sedih juga lho misal si "bunga" ini masih belum "sah", karena ya saya lagi yang kena "gorengan" isu - isunya. Sehingga ketika si "bunga" udah "sah", ya udah saya terbebas dari segala macam asumsi & spekulasi yang ndak - ndak. Karena kan udah jelas statusnya gimana. Jadi saya terbebas lah dengan asumsi & spekulasi mengenai status hubungan saya dengan si "bunga"..

Nah, yang buat saya sedih & kecewa ini sebenernya tuduhan isu - isunya, manuver - manuvernya. Padahal saya ini belum ngapa²in.. hehehe..

Nah, kemudian pelakunya justru orang yang seharunya bisa menjadi penengah, pengayom, pelindung, pemberi solusi atau tanggung jawab, & pemberi keadilan. Kemudian ada dugaan atau indikasi mereka menyalahgunakan wewenang dengan mengatasnamakan, menggunakan dalih, atau bawa² "ini itu" untuk urusan yang notabene itu urusan pribadi/personal seorang oknum aja.. 

Nah, kemudian disini mereka ini "orang penting" lho, tapi kok perilakunya begitu ya. Ya terkesan seperti ngawur banget cara mainya..

Nah, kemudian sampe sekarang juga gak ada solusi penyelesaian & tanggung jawabnya. Itu yang buat saya sedih & kecewa..

Nah, kalo urusan personal/pribadinya, aduh urusan apa lah itu, ndak ada artinya sama sekali buat saya. Itu sepele banget & sama sekali ndak ada artinya buat saya. Karena yaa apa sih, wong saya ini ya gak doyan juga..

Nah, sekarang kan udah jelas tuh bagaimana substansi, konteks, & kronologinya. Nah, sekarang untuk konteks ini yang di permasalahkan, hebohkan, ribetkan ya apa? Nah, monggo di gunakan nalar & akal sehatnya agar bisa berpikir jernih, netral, & obyektif.. hehehe..

Jangan hanya heboh dengan asumsi atau spekulasi sendiri dong. Karena kalo heboh dengan asumsi atau spekulasi sendiri, ya buat apa? Yang di hebohkan pun hanya asumsi & spekulasi. Sehingga ya gak ada manfaatnya & gak jelas..

Nah, sehingga kurang lebih seperti itu untuk konteks saya dengan si "bunga" kemarin. Intinya kalo dengar isu aneh - aneh tentang saya, silahkan di konfirmasikan & klarifikasikan langsung terbuka aja dengan saya. Gak perlu ada yang di tutup - tutupi dengan menggunakan berbagai macam dalih & alasan. Anda dapat isu apa, langsung aja konfirmasi & terbuka aja dengan saya..

Karena ya kalo emang benar & gak ada apa - apa ya ngapain di tutup - tutupi juga? Kemudian ngapain orang lain kok sepertinya di cegah, di halang - halangi, atau mungkin di larang untuk konfirmasi & klarifikasi langsung dengan yang bersangkutan? Kan malah jadi aneh & keliatan banget kalo ada hal - hal yang terkesan seperti ndak beres atau ndak benernya? 

Nah, oleh karena itu misal ada orang lain misal mau konfirmasi & klarifikasi, ya seharusnya bebas - bebas aja dong tanpa ada upaya untuk menghalang - halangi, mencegah, atau bahkan mungkin melarang. Karena ya ngapain juga orang mau konfirmasi & klarifikasi kok di cegah, halang - halangi, atau bahkan mungkin di larang? Ya ndak? Hehehe..

Kecuali kalo emang ada yang ndak bener, kemudian mereka kuatir manuvernya terbongkar, sehingga orang lain di suruh nutup - nutupi pake berbagai macam dalih & alasan, kemudian orang mau konfirmasi langsung dengan yang bersangkutan di cegah, halang - halangi, atau bahkan mungkin di larang. Nah, sehingga dari beberapa hal tersebut, orang awam selama logikanya masih normal & jalan pun juga tau, kalo itu udah aneh & ganjil banget sebenernya.. hehehe..

Nah, misal nih misal yang terjadi seperti itu, ya emang ada niat & manuver untuk framing dengan tujuan untuk menciptakan stigma atau persepsi tertentu. Entah itu untuk merusak, mengkerdilkan, atau membunuh karakter, dsb dengan tujuan tertentu. Nah, panjang kalo saya bahas masalah ini, cuman bagi yang sudah paham dari sini udah kecium kalo untuk konteks saya kemarin ini, sepertinya emang ada nuansa - nuansa politisnya. Ya bisa di bilang di politisasi lah. Karena ada dugaan atau indikasi manuver - manuver yang aneh, ganjil, & gak jelas arah & tujuanya.. hehehe..

Nah, sehingga kalo anda dapat isu yang aneh - aneh, jangan ragu atau mungkin bahkan takut untuk konfirmasi & klarifikasi langsung dengan saya ya. Karena jangan sampe anda dengan saya yang awalnya ndak ada urusan, kaitan, atau masalah apa - apa dengan saya jadi terganggu karena provokasi atau pengaruh isu - isu yang di hembuskan oleh pihak  - pihak yang tidak bertanggung jawab dengan alasan yang gak jelas arah & tujuanya..

Nah, namanya orang  hidup, yang mungkin kurang senang dengan kita itu ada aja. Ya, istilah bahasa kerenya haters lah. Nah, kemudian yang saya ndak senang disini oknum tersebut berusaha untuk mempengaruhi orang lain dengan menebar kebencianya melalui isu - isu yang di hembuskan. Padahal notabene itu urusan pribadi/personalnya si oknum sendiri. Kemudian ndak ada kaitan & urusanya dengan orang lain. Sehingga kalo ndak suka ya biasa aja dong, ndak usah provokasi orang lain yang ndak ada kaitan & urusanya dong..

Oke deh, jadi kurang lebih seperti itu. Terima kasih sudah mau membaca tulisan saya sampe akhir & semoga anda ngerti bagaimana substansi, konteks, & kronologi untuk konteks antara saya dengan si "bunga" kemarin ini gimana. Sehingga ndak mudah "kegoreng" atau terprovokasi dengan isu - isunya. Karena kalo anda sudah paham dengan substansi, konteks, & kronologinya, di puter - puter intinya ya itu - itu aja kok sebenernya. Ndak ada yang rumit, "gorengan" isu - isunya aja yang buat rumit. Tapi kalo anda paham bagaimana subtansi, konteks, & kronologinya, di puter - puter intinya ya itu - itu aja sebenernya..

Nah, jadi intinya kurang lebih seperti itu. Untuk konteks di politisasi, nanti aja lah saya bahas di tulisan saya berikutnya. Karena panjang banget kalo saya bahas semua sekarang.. Hehehe..

Oke, sampe disini clear ya. Kalo belum clear, silahkan di baca kembali dari awal.. Hehehe.. 

Oke deh, kurang lebih begitu aja.. 

Salam..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengurangi Intensitas Bermain Sosial Media.

Dream Theater

Steve Vai