Konspirasi Hubungan Yang Aneh

Hallo.. ya, malam ini saya mau nulis tentang konspirasi hubungan yang aneh..

Nah, mungkin tulisan saya kali ini sekedar melanjutkan aja dari tulisan saya sebelumnya yang berjudul "hubungan yang aneh". Nah, untuk substansi, konteks, kronologi, jawaban dari beberapa isu² yang ada misal terkait dengan isu data, isu profesi, status hubungan saya dengan si "bunga", perbedaan antara oknum & institusi, perbedaan antara urusan personal/pribadi & bukan, semua udah saya ulas di tulisan saya yang berjudul "hubungan yang aneh". Nah, sehingga di baca aja di tulisan saya tersebut udah saya ulas semua..

Nah, sekedar review sedikit aja kalo urusan saya ini sebenernya murni urusan pribadi/personal aja sebenernya. Kemudian disini yang saya lakukan ini baru sebatas Kenalan & Ngajak Komunikasi aja sebenernya. Sehingga ya sepele & ndak ada yang rumit sebenernya. 

Nah, kemudian disini saya juga udah berpesan kepada yang bersangkutan. Kalo urusan personal/pribadi ndak perlu di jadikan konsumsi publik. Karena ya secara urgensi ya ndak ada. Kemudian kan ya udah sama² dewasa. Di bicarakan baik² berdua aja kan ya bisa sebenernya. Sehingga ya ndak ada urgensinya sebenernya untuk jadikan urusan personal/pribadi jadi konsumsi publik. Nah, sehingga disini siapa yang menjadikan urusan ini jadi konsumsi publik? Nah, silahkan di analisa sendiri ya..

Nah, sekarang begini, yang saya lakukan ini kan sebenernya baru sebatas Kenalan & Ngajak Komunikasi aja sebenernya. Terus ngapain kok sepertinya malah di isukan macam², di tuduh macam², di framing macam², dsb. Nah, sehingga sampe disini udah aneh, ganjil, ndak jelas banget kan?

Nah, kemudian disini masih banyak sekali keanehan² & keganjilan² yang lain misal :

1. Dari cara mainnya umpet²an, tertutup, & main belakang. Padahal saya ini ndak masalah banget ketika bisa di bicarakan baik², terbuka, & di depan.

2. Kemudian disini kenapa ndak di konfirmasi & di klarifikasi langsung ke saya? Padahal disini ndak ada yang sulit sebenernya misal di konfirmasi & klarifikasi langsung ke saya. Kemudian saya ini enak²an aja sebenernya & dari awal justru saya yang proaktif untuk membuka jalur komunikasinya. Sehingga kenapa ndak di konfirmasi & di klarifikasikan langsung aja? Begitu kan lebih simpel & ndak ribet sebenernya. Kalo ndak di konfirmasi & di klarifikasi langsung, ya ada kesan ada beberapa hal yang emang ingin di tutup²i. 

3. Ada mobilisasi ke orang lain untuk memantau aktifitas keseharian saya, masuk ke ranah privasi & mempublikasikan. Misal nih misal di suruh foto, di suruh capture screen, dsb. Lah kan ya ngapain?

4. Ada proses provokasi & hasutan..

5. Yang di mobilisasi ini di suruh merahasiakan & mungkin di cegah untuk konfirmasi & klarifikasi langsung ke saya..

6. Klaim mereka saya berimajinasi, tapi ada mobilisasi, hasutan, & provokasi di belakang..

Nah, sehingga emang banyak banget keanehan & keganjilan² yang ada selama saya berinteraksi dengan si "bunga". Padahal ingat, yang saya lakukan ini baru sebatas Kenalan & Ngajak Komunikasi aja sebenernya. Tapi udah ada manuver² yang bisa di bilang aneh, ganjil, & berlebihan. Nah, sekarang pertanyaannya ada apa? 

Nah,.mungkin ada beberapa yang udah bisa baca polanya, tapi saya kira banyak juga yang masih belum bisa baca polanya, lebih fokus, & kegiring dengan isu² kecilnya. Nah, oleh karena itu, disini saya mencoba untuk menganalisa pola kemungkinan dari segala keanehan & keganjilan² yang ada selama saya berinteraksi dengan si "bunga". Sehingga ndak usah bingung lagi, nih saya bantu untuk jelasin.. hehehe..

Nah, mungkin tulisan saya kali ini agak panjang. Sehingga disini santai & pelan² aja bacanya. Karena yang penting disini anda paham dengan tulisan saya. Kemudian disini saya sarankan anda melepaskan dulu segala stigma atau isu² yang ada. Tujuanya agar anda bisa netral, jernih, & obyektif dalam memahami tulisan saya kali ini. Nah, udah siap ya, selamat melanjutkan membaca.. hehehe..

Nah, disini kalo saya analisa emang ada beberapa kemungkinan, antara lain :

1. Mereka ingin menutupi kesalahan si "bunga". 

2. Mereka ingin memaksa saya untuk jadi dengan si "bunga". 

3. Mereka ingin "membeli" saya untuk di jadikan "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka..

Nah, kalo saya analisa sih itu sebenernya kemungkinan dari pola atau motif dari segala keanehan² & keganjilan² yang ada selama saya berinteraksi dengan si "bunga". Nah, saya ulas satu per satu ya..

Nah, sampe disini kan udah jelas kalo bukan saya yang menjadikan urusan personal/pribadi ini jadi konsumsi publik.

Nah, selama menjadikan urusan ini menjadikan konsumsi publik, masih belum ada sedikitpun konfirmasi atau klarifikasi langsung ke saya. Sehingga ada potensi untuk menyebarkan informasi yang belum bisa di pertanggung jawabkan kebenaranya. Kemudian ada potensi untuk menyebarkan hasutan yang sifatnya menyebarkan kebencian melalui media tertentu. Nah, sehingga sampe disini udah jelas ya pelanggarannya seperti apa. Ndak usah saya uraikan lebih jelas saya kira udah paham lah mengenai hal ini.. hehehe..

Nah, kemudian disini kan si "bunga" ini kebetulan oknum yang pake "seragam". Sehingga disini di generalisasikan jadi urusan "ini itu". Padahal ya bukan karena dari substansi & permasalahanya jelas kalo ini murni urusan personal/pribadi aja. Kemudian ya emang beda antara oknum & institusi. Sehingga disini institusi sudah punya aturan main yang ada untuk mencegah & mengatasi oknum yang melakukan pelanggaran terkait dengan masalah yang sifatnya terkait dengan masalah pribadi/personalnya dia.. 

Nah, misal nih misal saya kasi contoh biar gampang pahaminya. Misal nih ada oknum yang pake "seragam", kemudian misal nih dia terlibat pelanggaran yang terkait dengan masalah pribadi/personalnya dia. Anggap aja lah sebagai contoh dia mencuri, main judi sabung ayam, urusan kdrt, dsb. Nah, sehingga disini institusi udah punya aturan main yang ada untuk mengatasi oknum yamg pake "seragam" tersebut yang terkena masalah terkait dengan masalah personal/pribadinya misal dia mencuri, judi sabung ayam, atau mungkin kdrt.. 

Nah, sehingga ya tidak bisa di benarkan sebenernya ketika oknum yang pake "seragam" tersebut malah di bela & di benarkan ketika melakukan pelanggaran terkait dengan masalah personal/pribadinya. Misal nih misal, masa ada oknum yang pake "seragam" kemudian dia mencuri malah di benarkan & di generalisasikan jadi urusan "ini itu"? Ya ndak bisa lah. Ketika oknum yang pake "seragam" tersebut melakukan pelanggaran terkait dengan masalah pribadi/personalnya ya institusi wajib memproses sesuai dengan aturan main yang ada. Jadi misal nih oknum tersebut mencuri, ya dia di proses sesuai dengan aturan main yang ada. Bukan malah di benarkan & di generalisasikan jadi urusan "ini itu". Itu mah namanya penyalah gunaan wewenang untuk menutupi kesalahan yang sifatnya pribadi/personal si oknum ber"seragam" tersebut..

Nah, kemudian untuk konteks si "bunga" ini bagaimana? Ya kan udah jelas kalo dia ini sebenernya hanyalah seorang oknum aja. Kemudian kan ya konteks permasalahannya murni urusan personal/pribadi aja. Kemudian pelanggaranya kan ya udah jelas kalo dia ini membuat & menyebarkan berita bohong & ujaran kebencian. Nah, sehingga sampe disini udah jelas sebenernya..

Nah, karena si "bunga" ini kebetulan ada di tempat yang penting, sehingga di benarkan lagi dengan alasan demi menjaga kehormatan. Ya kalo saya ya kurang tepat juga misal pake alasan demi menjaga kehormatan justru yang salah malah di bela & yang ndak salah malah di rugikan. Karena misal mau menjaga kehormatan ini ya seharusnya dengan tidak melakukan perbuatan yang tidak benar atau melakukan pelanggaran. Misal dia ndak mencuri, dsb. Itu baru namanya menjaga kehormatan. Bukan malah dia mencuri malah di benarkan karena alasan menjaga kehormatan. Kalo begini ya namanya memanfaatkan "seragam" & posisi yang di amanahkan untuk melakukan pelanggaran. Dengan kata lain memanfaatkan & menyalahgunakan wewenang dengan memanfaatkan "seragam" & posisi yang di amanhkan. Ya penyalah gunaan wewenang lah untuk melindungi & menutupi kesalahan pribadi/personalnya..

Nah, jadi sampe disini udah jelas ya poinnya mengenai untuk menutupi kesalahan si "bunga"..

Nah, oke penjelasan yang kedua disini mereka ingin memaksa saya untuk jadi dengan si "bunga". Nah, seperti yang kita tau si "bunga" ini kan bisa di bilang udah masuk usia krisis wanita. Sehingga ya dia ini perlu untuk segera di nikahkan sebenernya. Karena ya resikonya udah banyak wanita usia di atas 30 tahunan ini. Sehingga ya dia perlu segera di nikahkan. Karena resikonya ya udah banyak..

Nah, disini setiap saya kenalan dengan orang baru, si orang baru ini selalu di hasut & di provokasi agar tidak jadi dengan saya. Nah, misalnya nih misal orang yang saya kenal ini di fitnah macam², kemudian di provokasi macam², kemudian saya di jelek²an di hadapan orang ini, di hembuskan isu macam², dsb. Sehingga dia punya perspektif yang negatif terhadap saya & akhirnya dia ndak jadi dengan saya. Nah, ketika saya ndak jadi dengan orang tersebut, harapannya saya jadi dengan si "bunga". Jadi istilahnya di gangguin lah biar ndak jadi dengan saya dengan harapan saya jadi dengan si "bunga". Nah, saya kira ada lah yang pernah di beginikan. Salah satunya anak yang pernah kuliah di malang, satu lagi ndak usah lah saya sebutkan..

Nah, kemudian si "bunga" ini mungkin ngakunya pasangan saya ke orang yang saya kenal. Sehingga disini ya kenalan saya ini nganggepnya saya udah punya pasangan & di anggap selingkuh. Padahal saya dengan si "bunga" ini baru sebatas Kenalan & Ngajak Komunikasi aja sebenernya. Itu pun ndak ada respon juga, sehingga antara saya dengan si "bunga" ini sebenernya ya ndak ada kesepakatan, ikatan, & hubungan apa² sebenernya. Baru sebatas Kenalan & Ngajak Komunikasi aja sebenernya. Sehingga ya ngobrol belum, jalan belum, jadian juga belum bisa²nya ada isu atau mungkin yang menyebutkan kalo saya pasangannya si bunga, mantanya si "bunga", kemudian yang paling parah di isukan selingkuh, di isukan playboy, buaya lah. Agak aneh, gak jelas, ganjil, & konyol emang..

Nah, sehingga hati² barangkali aja ada isu atau mungkin yang ngaku² kalo saya ini pasangannya si "bunga". Saya dengan si "bunga" ini baru sebatas Kenalan & Ngajak Komunikasi aja sebenernya. Karena ndak ada respon, sehingga disini masih belum ada kesepakatan, ikatan, & hubungan apa² dengan si "bunga". Sehingga hati² misal ada yang ngaku² atau ada isu demikian ya.. 

Nah, sehingga disini ketika ada yang mungkin di perlakukan seperti itu, tujuannya ya biar saya ndak jadi dengan orang tersebut & harapannya akhirnya saya jadi dengan si "bunga". Ya di rusuhi lah biar saya ndak jadi dengan orang lain & harapanya saya jadi dengan si "bunga". Caranya? Ya di hembuskan isu macam², di provokasi macam², di hasut macam². Nah, sehingga barangkali ada yang di perlakukan seperti itu, ya itu tujuannya..

Nah, jadi kurang lebih seperti itu caranya mereka memaksa saya untuk jadi dengan si "bunga". Yaitu dengan ngrusuhi orang lain agar saya ndak jadi dengan orang tersebut & harapannya saya jadi dengan si "bunga"..

Nah, kemudian yang ketiga yaitu mereka ingin "membeli" saya untuk di jadikan "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka..

Nah, jujur ini agak panjang nih saya jelasinya. Karena saya paham kalo ndak semua orang ngerti dengan istilah "perbonekaan" ini. Sehingga ya agak susah sebenernya saya njelasinya. Tapi gpp lah, saya coba jelaskan pake analogi & bahasa yang sederhana aja. Biar paham.. hehehe..

Nah, jadi "boneka" ini sebenernya cuman istilah aja. Istilah untuk orang yang dalam pengambilan keputusannya di kendalikan oleh orang lain. Ya, sama dengan boneka sebenernya lah, mana ada boneka yang bisa gerak sendiri kalo ndak di gerakan orang lain? Atau mungkin contoh yang paling gampang ya udah wayang lah. Mana ada wayang yang bisa gerak sendiri tanpa di kendalikan oleh dalang? Nah, jadi  kurang lebih seperti itu mengenai istilah "boneka". Yaitu orang yang di dalam pengambilan keputusanya di kendalikan oleh orang lain..

Nah, istilah "boneka" ini mungkin sebenernya udah sering kita dengar khususnya misal kita baca² tentang dunia politik. Nah, tapi ndak ngerti cara kerja mereka ini gimana, kemudian sistem mereka ini gimana, kemudian mudhorotnya seperti apa. Sehingga ya mereka ini sering dengar istilah "boneka²" tapi mungkin ndak ngerti itu apa & mudhorotnya seperti apa. Jadi ya justru malah ketawa² karena ndak ngerti mudhorotnya seperti apa. Nah, oke deh, biar ngerti, sini saya jelasin. Hehehe..

Nah, untuk mempermudah pemahaman, mungkin disini saya pake analogi cerita fiksi aja biar mudah di pahami. Jadi cerita fiksi berikut ini cuman saya jadikan analogi aja. Apabila terjadi kesamaan nama atau kisah dalam cerita ini, itu hanyalah sebuah kebetulan saja. Nah, oke saya mulai ya..

Ada sebuah negeri sebut saja negeri Antah Berantah. Negeri ini kaya raya. Kaya akan sumber daya alamnya. Ada emas, tambang batu bara, nikel, dsb. Kemudian di negeri ini tanahnya juga subur. Sehingga ya emang negeri ini kaya raya dengan sumber daya alamnya..

Nah, di negeri Antah Berantah ini, sudah menganut sistem demokrasi. Sehingga rakyatnya bebas menentukan siapa pemimpin yang akan memimpin negeri ini melalui mekanisme pemilihan umum.

Nah, untuk mencalonkan diri maju menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah ini harus di usung atau punya kendaraan politik yang disebut partai politik. Nah, sehingga kalo mau maju mencalonkan diri sebagai pemimpin di negeri Antah Berantah, seseorang harus punya kendaraan politik yang di sebut partai politik pengusungnya. Ya intinya harus terdaftar & jadi member salah satu partai politik lah agar bisa mengusungnya..

Nah, sayangnya ongkos politik di negeri Antah Berantah ini bisa di bilang cukup atau relatif tinggi. Untuk besaranya media di negeri Antah Berantah ini sudah banyak yang mengulasnya. Sehingga masyarakat di negeri Antah Berantah ini sudah bisa dengan mudah mengakses informasi mengenai kebutuhan biaya atau ongkos politik untuk mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah. Intinya besar lah nominalnya.. hehehe..

Nah, misal gak punya ongkos politik gimana? Tenang, nanti biasanya ada sponsor yang mau modalin ongkos poltiiknya. Entah itu dari swasta, perorangan, atau mungkin dari partai pengusungnya. Sehingga tenang aja nanti ada sponsor yang modalin..

Nah, ada seorang warga di negeri Antah berantah sebut saja pak Andi yang ingin mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah. Nah, tapi masalahnya pak Andi ini ndak punya ongkos politik untuk maju. Nah, kemudian ada juga seorang pengusaha tambang kaya raya di negeri Antah Berantah sebut saja pak Budi yang siap bantu permodalan pak Andi untuk jadi sponsor ketika mencalonkan diri jadi pemimpin di negeri Antah Berantah.. 

Nah, sehingga disini ketemu antara pak Andi & Pak Budi. Pak Andi kepingin maju tapi gak ada ongkos politik, kemudian pak Budi ini siap sponsori bantu ongkos politik pak Andi untuk maju. Sehingga ketemu antara pak Andi & pak Budi.

Nah, akhirnya Pak Andi ikutlah kontestasi untuk mencalonkan diri jadi pemimpin di negeri Antah Berantah karena udah ada sponsor bantuan permodalan dari Pak Budi. Nah, ternyata Pak Andi terpilih & menang untuk menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah. Sehingga disini Pak Andi jadi pemimpin di negeri Antah Berantah..

Nah, karena Pak Andi ini udah di sponsori di bantu permodalan selama proses pencalonan diri jadi pemimpin di negeri Antah Berantah, sehingga Pak Andi ini terikat hutang budi dengan Pak Budi..

Nah, karena udah terikat hutang budi dengan Pak Budi, pak Andi ini harus balas budi ke Pak Budi. Karena gak mungkin dong pak Budi berani keluar modal banyak sponsori pak Andi sewaktu proses pencalonan diri menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah kalo ndak ada timbal baliknya? Ndak balik modal & buang duit sia² dong untuk modali pak Andi jadi pemimpin di negeri Antah Berantah kalo ndak ada timbal baliknya? Nah, sehingga disini pak Andi harus balas budi ke Pak Budi biar ada timbal baliknya sebagai balas budi ke Pak Budi karena udah bantu sponsori permodalan sewaktu mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah..

Nah, sekarang cara timbal baliknya gimana? Nah, untuk timbal baliknya ini macam² caranya. Bisa kasi proyek, bisa kasi perijinan, atau kebijakan yang berpihak kepada pak Budi selaku sponsor atau pemodal dari pak Andi..

Nah, ada daerah sebut saja daerah A di negeri Antah Berantah. Daerah ini kaya akan sumber daya alamnya. Ada tambang emas di daerah A ini. Hanya saja di daerah A ini termasuk kawasan hutan lindung. Sehingga ya daerah A ini di lindungi & tidak boleh ada aktivitas pertambangan karena berpotensi merusak ekosistem hutan lindungnya.

Nah, pak Budi ini ingin mengeksploitasi tambang emas di daerah A ini. Tetapi karena kawasan hutan lindung, sehingga terbentur oleh kebijakan atau mungkin perijinan untuk melakukan aktivitas pertambangan di daerah A ini. 

Nah, Pak Andi kan pemimpin di negeri Antah betantah nih, sehingga dia bisa membuat ijin atau kebijakan yang berpihak kepada pak Budi untuk melakukan aktivitas pertambangan di daerah A tersebut meskipun kawasan hutan lindung..

Nah, sehingga itu cara pak Andi balas budi kepada Pak Budi karena udah bantu sponsori atau modali pak Andi sewaktu mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah. Yaitu dengan memberikan ijin atau kebijakan yang berpihak kepada pak Budi untuk melakukan aktivitas pertambangan di daerah A tersbut meskipun daerah A adalah kawasan hutan lindung..

Nah, karena pak Budi sudah dapat ijin atau mungkin kebijakan dari pak Andi untuk melakukan aktivitas pertambangan di daerah A, jalanlah aktivitas pertambangan emas di daerah A tersebut..

Nah, karena daerah A ini kawasan hutan lindung & akhirnya ada aktivitas pertambangan emas, rusaklah ekosistem di daerah A ini. Sehingga disini yang kena dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan adalah warga di sekitaran daerah A, tapi yang untung adalah pak Budi. Sehingga disini yang menerima dampak kerusakan lingkungan akibat dari aktivitas pertambangan emas adalah masyarakat di sekitar lokasi tambang, kemudian yang menikmati hasil tambanganya adalah Pak Budi. Sehingga disini yang terkena mudhorotnya masyarakat di sekitar lokasi pertambangan karena ekosistem hutan lindungnya rusak akibat aktivitas pertambangan, tapi yang terima keuntunganya pak Budi.. 

Nah, dari analogi cerita fiksi di atas, Pak Andi ini bisa di bilang "boneka"nya pak Budi. Pak Andi ini istilahnya udah di "beli" pake uang oleh Pak Budi dengan cara di sponsori atau di modali sewaktu mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah ini. Pak Andi harus berpihak kepada pak Budi karena udah di "beli" oleh pak Budi dengan cara memberikan kebijakan atau ijin untuk menambang di daerah A yang notabene adalah kawasan hutan lindung. 

Nah, sehingga meskipun daerah A ini kawasan hutan lindung & jika di lakukan aktivitas pertambangan ini berpotensi merusak ekosistem hutan lindung tersebut & merugikan masyarakat sekitar, tapi karena Pak Andi ini terikat hutang budi dengan Pak Budi, pak Andi harus berpihak kepada Pak Budi untuk memberikan ijin kepada Pak Budi untuk melakukan aktivitas pertambangan di daerah A. Dengan demikian Pak Budi ini bisa balik modal karena udah keluar duit banyak untuk sponsori pak Andi sewaktu mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah. Karena mana mau Pak Budi sponsori Pak Andi untuk mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri antah Berantah, keluar duit banyak kalo ndak balik modal? Ya jelas ndak mau lah. Sehingga ya kurang lebih seperti itu cara pak Andi balas budi kepada pak Budi karena udah bantu sponsori atau modali pak Andi ketika mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah biar Pak Budi ini balik modal..

Nah, sehingga sistem per"bonekaan" seperti ini istilahnya kental banget dengan nuansa korupsinya. Yaitu korupsi kebijakan. Nah, korupsi kebijakan ini maksudnya gimana? Nih, saya jelasin lagi.. hehehe..

Nah, jadi kan korupsi pada umumnya kan kita misal mau ngurus apa gitu. Misal biar cepet atau dapat ijin kita keluar duit ngasi ke pegawainya agar di bantu ngurusnya. Jadi ngasi atau keluar duit di luar ketentuan yang ada ke pegawainya biar dapat timbal balik berupa perijinan atau mungkin ngurusnya lebih cepet..

Nah, kalo korupsi kebijakan pada sistem per"bonekaan" pada contoh analogi cerita fiksi di atas, ya Pak Budi keluar duit untuk sponsori yang mau maju mencalonkan diri untuk menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah, dengan harapan ketika udah jadi pemimpin di negeri Antah Berantah, Pak Andi ini bisa berpihak kepada Pak Budi dengan memberikan ijin atau kebijakan untuk menambang emas di daerah A meskipun daerah A tersebut merupakan kawasan hutan lindung yang berdampak merusak ekosistem hutan lindung tersebut jika terjadi aktivitas pertambangan. Ya Pak Andi harus balas budi kepada pak Budi biar Pak Budi balik modal selama mensponsori pak Andi sewaktu mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri Antah Berantah..

Nah, jadi disini intinya sama² keluar duit dengan harapan ada timbal balik yang di berikan. Kalo korupsi yang umum ya keluar duit ke yang udah jadi, kalo yang sistem per"bonekaan" ini keluar duit ketika masih belum jadi. Tujuannya sama, berharap mendapatkan ijin atau kebijakan yang berpihak kepada si pemberi duit..

Nah, sistem per"bonekaan" ini identik dengan sistem perbudakaan & perdagangan manusia. Nah, kalo sistem perbudakan pada umumnya kan seorang budak ini di "beli" dengan uang oleh tuanya kemudian di pekerjakan di pekerjaan kasar. Nah, itu kalo sistem perbudakan pada umumnya & jaman dulu..

Nah, kalo sekarang sistem perbudakanya ini hampir sama. Si budak ini di "beli" dengan cara di modali untuk mencalonkan diri menjadi pemimpin di negeri Antah Betantah, ketika udah jadi, si budak ini harus berpihak kepada tuannya dengan memberikan ijin atau kebijakan yang berpihak kepada tuannya (si pemodal atau yang sponsori). Bedanya kalo budak jaman dulu identik dengan pekerjaan kasar, kalo budak di sistem "perbonekaan" ini si budak di tempatkan di posisi strategis untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada tuanya. Jadi mekanisme sama, tapi beda tempat. Yang satu di tempat pekerjaan kasar, yang satu di tempatkan di tempat strategis. Tujuannya tetap sama harus berpihak kepada tuannya..

Nah, sekarang bagaimana kaitannya untuk konteks saya dengan si "bunga"? Nah, jadi begini kan kalo di kembalikan ke konteks awalnya, ini kan murni urusan personal aja. Kemudian yang saya lakukan ini baru sebatas Kenalan & Ngajak Komunikasi aja. Tapi kenapa kok sepertinya udah di isukan, di tuduh, & di framing macam²? Nah, ada tujuanya itu saudara².. hehehe..

Nah, mereka ini sebenernya ingin melemahkan & membunuh karakter dengan isu, tuduhan, stigma, & framing yang mereka lakukan. Biar gampang pahaminya saya kasi contoh deh.. 

Nah, ada 2 pedagang bakso A & B. Rasa bakso & pelayanannya sama, yang membedakan hanyalah lokasi sewa tempatnya. Pedagang bakso A ini sewa tempat di tempat yang strategis. Sehingga penjualannya sukses & laris. Nah, sedangkan si pedagang B ini sewa tempat di tempat yang kurang strategis sehingga penjualannya kalah laris dengan pedagang bakso A..

Nah, karena si pedagang bakso B ini iri & kepingin sewa tempat yang di tempati pedagang bakso A biar laris, akhirnya si pedagang bakso B ini melakukan kampanye hitam atau black campaign. Akhirnya si pedagang bakso B ini membuat isu misal jangan beli di pedagang bakso A karena dagingnya dari daging tikus, airnya dari air sumur, dsb. Intinya si pedagang bakso B ini membuat isu, memprovokasi, memobilisasi, & menghasut pelanggan bakso A agar tidak beli di pedagang bakso A. Intinya pelanggannya di hasut, di provokasi, dsb lah..

Nah, karena pelanggan bakso A udah kena hasutan, isu, & provokasi dari pedagang bakso B, akhirnya pelan² pedagang bakso A kehilangan pelanggan. Akhirnya perputaran uang atau dagangan bakso A jadi berkurang. Jadi ndak laris lah. Akhirnya pedagang bakso A tidak bisa bayar sewa tempat & akhirnya tutup..

Nah, akhirnya si pedagang B yang sewa tempat bekas jualannya bakso A. Akhirnya si pedagang B ini bisa sewa tempat di tempat dagangan yang startegis & sebelumnya di sewa pedagang A. Akhirnya dagangan si pedagang bakso B jadi laris karena sewa di tempat strategis yang sebelumnya di tempati pedagang bakso A..

Nah, kalo di dunia saham, saham ini kan sensitif terhadap isu. Misal ada isu tertentu harganya bisa naik & turun dengan cepat. Misal nih misal ada bandar kepingin beli saham perusahaan A. Harganya kemahalan dia pingin beli dengan harga yang lebih murah. Sehingga dia buat isu miring yang menyebabkan harga saham tersebut jadi turun. Nah, ketika harganya turun, baru si bandar ini beli sahamnya dengan harga yang lebih murah..

Nah, kalo di politik ya fenomena buzzer lah. Jadi si buzzer ini menyerang calon tertentu dengan isu² miring. Sehingga elektabilitas calon tersebut jadi turun karena isu yang di hembuskan..

Nah, sama tujuan mereka menghembuskan isu, di tuduh, & di framing macam² ini juga begitu. Tujuannya untuk melemahkan & membunuh karakter. Nah, ngapain orang baru sebatas Kenalan & Ngajak Komunikasi  aja kok di lemahkan & di bunuh karakternya? Ini lho intinya :

1. Mereka ini ingin "membeli" saya untuk di jadikan "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka.

2. Mereka ingin melemahkan atau membunuh karakter untuk menutupi kesalahan mereka agar saya tidak bisa membalas atau menuntut keadilan kepada mereka..

Nah, mari kita bahas satu per satu. Hehehe..

Yang pertama mereka ingin "membeli" saya untuk di jadikan "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka. Nah, dengan isu yang mereka hembuskan analoginya sama dengan kisah tukang bakso A & B, saham, & buzzer tadi. Nah, dengan isu & tuduhan² yang mereka hembuskan karakter saya kan di lemahkan & di bunuh tuh. Sehingga disini mereka ini ingin menimbulkan ketidak percayaan publik terhadap saya dengan isu² yang mereka hembuskan. Nah, akhirnya saya kan jadi susah membangun relasi tuh karena kena isu yang mereka hembuskan. Saya di buat susah dengan isu yang mereka hembuskan. Ketika saya kesusahan karena isu yang mereka hembuskan, kan udah lemah tuh. Mereka datang seolah² memberikan harapan agar saya bergabung dengan mereka. Jadi yang mereka lakukan ini adalah merusak harga pasaran dengan tujuan melemahkan dengan cara menghembuskan isu² yang mereka hembuskan. Nah, setelah lemah mereka seolah² datang membawa harapan agar saya bergabung dengan mereka. Nah, ketika saya datang ke mereka ini, di situlah saya di "beli" oleh mereka dengan harga yang sudah di jatuhkan untuk di jadikan "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka.

Nah, itulah kenapa mereka ndak pernah mau konfirmasi & klarifikasi langsung. Padahal kan kalo klarifikasi langsung kan ya udah selesai & gampang aja sebenernya. Wong ya saya ini enak²an aja & lebih seneng di bicarakan baik² terbuka & di depan. Karena ya emang sengaja mereka ini buat isu & ndak mau konfirmasi & klarifikasi di depan. Tujuannya :

1. Emang untuk melemahkan & merusak harga pasaran agar saya bisa di "beli" dengan harga murah untuk di jadikan "boneka" yang menjalankan agenda & kepentingan mereka. 

2. Biar kebohongan mereka ndak terbongkar..

Nah, ketika saya udah lemah, saya kan jadi susah untuk menuntut keadilan tuh. Jadi ya emang sengaja di lemahkan.. hehehe..

Nah, kemudian kalo mereka konfirmasi & klarifikasi terbuka di depan kebohongan mereka kan jadi tebongkar tuh. Sehingga ya mereka mana mau kebohonganya terbongkar? Itulah kenapa mereka ndak pernah mau kofirmasi & klarifikasi terbuka di depan. Karena ya mereka ini emang sengaja buat isu dengan 2 tujuan seperti yang udah saya jelaskan di atas. Yaitu untuk melemahkan, membunuh karakter, & menutup jalan agar saya bisa di "beli" untuk menjalankan agenda/kepentingan mereka. Kedua mereka tidak ingin kebohongan mereka terbongkar..

Nah, sekarang kenapa mereka memobilisasi orang untuk memantau aktivitas keseharian saya, masuk ke ranah privasi, & mempublikasikan? Tujuannya ya ada 2, antara lain :

1. Melemahkan & membunuh karakter
2. Mereka memantau karena mereka ini kuatir kebohongannya terbongkar..

Nah, disini kan udah jelas tuh pelanggarannya si "bunga" ini apa, sehingga sebelum saya menuntut keadilan ke mereka, saya di lemahkan duluan. Nah, jadi sampe disini udah jelas, yang buat & nyebarkan hoax siapa, tapi disini malah saya yang di lemahkan agar tidak bisa menuntut keadilan karena mereka kuatir kebohongannya terbongkar.. hehehe..

Nah, kemudian kenapa disini yang di mobilisasi ini di suruh merahasiakan, di larang konfirmasi, & klarifikasi? Ya karena yang di mobilisasi ini pegang barang bukti. Sehingga mereka kuatir kalo saya pegang barang bukti, bisa membongkar kebohongan mereka, & bisa menuntut keadilan. Oleh karena itu mereka ini di suruh merahasiakan, di larang konfirmasi, & klarifikasi. Tujuannya ya itu agar saya tidak bisa mendapatkan barang bukti untuk menuntut keadilan atas pelanggaran yang mereka lakukan..

Nah, oleh karena itu banyak sekali keanehan² & keganjilan² untuk konteks saya dengan si "bunga" ini. Padahal yang saya lakukan ini baru sebatas Kenalan & Ngajak Komunikasi aja sebenernya. Karena ya emang kental banget dengan nuansa kepentingan politis & konspirasinya. Sehingga urusan sepele begitu banyak banget keanehan² & keganjilan²nya. Kalo di puter² sesuai dengan substansi & konteksnya, ya itu² aja sebenernya. Murni urusan personal/pribadi & yang saya lakukan ini baru sebatas Kenalan & Ngajak Komunikasi aja sebenernya.. hehehe..

Nah, kemudian yang di mobilisasi & di provokasi ini pasti di titipi pesan, demi rahasia "ini itu". Ya bukan. Wong ini murni urusan personal/pribadi ulah dari oknum aja kok. Sehingga ya ndak ada kaitan dengan urusan "ini itu". Ingat beda oknum & institusi, kemudian beda urusan personal/pribadi & institusi. Kalo terkait dengan data tertentu, saya setuju kalo itu masuk rahasia "ini itu" lha wong ini murni urusan personal/pribadi dari seorang oknum aja kok. Kemudian dari kontennya juga gosip, ghibah, & hasutan. Itu ya bukan rahasia "ini itu"..

Kalo untuk melindungi pelanggaran yang di lakukan oleh seorang oknum, mendukung penyalahgunaan wewenang, & mendukung sistem per"bonekaan" yang kental banget dengan nuansa korupsinya, mungkin malah iya. 

Sehingga bisa di bilang mereka ini sebenernya melakukan pelanggaran & menyalahgunakan wewenang mereka untuk menutupi kesalahan mereka dengan mengatasnamakan demi kepentingan "ini itu". Padahal ya jelas bukan wong dari awal subtansi & konteksnya ini murni urusan personal/pribadi oknum aja kok. Sehingga ya ndak ada kaitan sebenernya & kurang tepat apabila mereka ini mengatasnamakan "ini itu"..

Nah, oleh karena itu, jangan fokus di isunya, tapi apa motif di balik ini semua. Karena isu ini cuman remeh temehnya aja. Tapi ada kepentingan besar di baliknya. Antara lain seperti yang udah saya jelaskan di atas yaitu ingin menutupi kesalahan mereka dengan menyalahgunakan wewenang mengatasnamakan "ini itu" & ingin "membeli" saya untuk di jadikan "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka. 

Nah, jadi gimana? Berapa banyak yang mikir sampe kesini? Atau minimal bisa baca sampe sini lah? Saya kira ndak banyak juga yang bisa baca sampe sini & lebih fokus ke remeh temeh atau isu² kecilnya. Padahal di balik itu semua ada nuansa penyalahgunaan wewenang untuk menutupi kesalahan yang sifatnya personal/pribadi ulah dari seorang oknum aja sebenernya. Kemudian ada nuansa untuk "membeli" saya untuk di jadikan "boneka" yang menjalankan agenda/kepentingan mereka yang kental banget dengan nuansa korupsinya sebenernya..

Nah, makanya saya ndak mau, karena dari cara mainnya aja udah aneh banget, & banyak banget keganjilan² yang ada. Sehingga ya emang kental atau syarat banget dengan kepentingan politis & konspirasi di baliknya. Kemudian saya ini juga kepingin jadi orang yang netral, bebas, & independen aja sebenernya. Sehingga ndak di seret² dengan kepentingan..

Nah, makanya meskipun kita ini ndak tertarik atau mungkin ndak terlibat di politik praktis, tapi setidaknya jangan buta dengan politik. Karena kalo terlalu buta ini ya ndak baik juga karena bisa di manfaatkan oleh mereka untuk menjalankan agenda/kepentingan mereka. Lagi² mereka pasti mengatasnamakan demi "ini itu" padahal ya bukan. Itu cuman cara mereka untuk menjalankan agenda/kepentingan mereka aja sebenernya.. hehehe..

Nah, oke saya kira cukup jelas ya. Emang tulisan saya kali ini agak panjang karena banyak banget yang harus saya jelaskan. Tapi semoga bisa membantu lah untuk memberi sedikit pemahaman untuk nuansa politis, kepentingan, & konspirasi di balik konteks saya dengan si "bunga". Di baca pelan² & santai aja. Karena yang penting anda paham. Kalo anda ndak paham silahkan di ulangi kembali..

Oke, saya kira cukup sekian, kurang lebihnya mohon maaf, selamat membaca & memahami tulisan saya kali ini. Semoga bermanfaat..

Malam..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengurangi Intensitas Bermain Sosial Media.

Dream Theater

Steve Vai