Hubungan Yang Aneh
Hallo.. ya, malam ini saya mau nulis tentang hubungan yang aneh..
Nah, jadi mungkin untuk konteks saya ini kesannya heboh & ribet banget ya? Jadi sebenernya ada apa sih & inti permasalahannya sebenernya apa sih? Nah, mungkin itu pertanyaan yang muncul di benak rekan² sekalian yang ngerti isunya tapi ndak ngerti substansi, konteks, & kronologinya. Jadi hanya dengar & kemakan isu²nya aja tapi sebenernya substabsi, konteks, & kronologinya ya ndak ngerti juga sebebenernya. Kemudian karena kemakan isu²nya, jadi saya terus seolah² yang kayaknya gimana gitu. Nah, oke biar ngerti, sini tak jelasin.. hehehe..
Nah, saran saya, sebelum membaca tulisan saya kali ini, anda melepaskan dulu isu² yang ada. Tujuannya agar anda bisa netral, jernih, & obyektif dalam memahami & menilai substansi, konteks, & kronologinya. Kemudian tulisan saya kali ini mungkin agak panjang, sehingga santai aja ya bacanya. Ndak usah cepet² yang penting paham sama substansi, konteks, & kronologinya seperti apa.. hehehe..
Nah oke, kembali ke pertanyaan awalnya, jadi sebenernya substansi, konteks, & kronologi permasalahannya ini bagaimana sih? Ya, mungkin seperti yang udah sering saya sampaikan kalo ini murni urusan personal/pribadi aja. Urusan anak muda aja lah sebenernya. Sehingga sepele & ndak ada artinya banget sebenernya. Sehingga ya saya juga ndak ngerti urusan sepele begini aja kenapa kesannya kok ribet & heboh banget jadinya? Kalo di bilang gak penting sebenernya ya iya.. hehehe..
Nah, kalo saya analisa disini ada beberapa penyebabnya antara lain :
1. Buntunya komunikasi.
2. Karena urusan ini jadi konsumsi publik.
3. Untuk menutupi kesalahan.
4. Ada nuansa atau kepentingan politisnya.
Nah, kalo di puter² sih itu² aja sebenernya penyebabnya. Sehingga urusan personal/pribadi yang sebenernya secara substansi sepele banget & ndak ada artinya jadi melebar kemana² melenceng jauh dari substansi awalnya..
Nah, untuk mempermudah penulisan, saya kasi istilah yang bersangkutan ini dengan sebutan si "bunga". Untuk ciri² si "bunga" ini antara lain :
1. Karir & Domisili di Jakarta & sekitarnya.
2. Usia lebih tua dari saya (kelahiran antara 1986-1988)
3. Si "bunga" ini oknum yang kebetulan pake "seragam"..
Nah, itu untuk ciri² si "bunga"..
Nah, saya sebenernya udah menyampaikan, kalo urusan pribadi/personal ndak perlu lah di jadikan konsumsi publik. Karena urgensinya ini ya apa urusan personal/pribadi di jadikan konsumsi publik kan ya ndak ada? Tapi yang terjadi adalah akhirnya urusan ini jadi konsumsi publik juga. Nah, sehingga disini pertanyaanya siapa yang menjadikan urusan ini jadi konsumsi publik?
Nah, alasan saya tidak ingin menjadikan urusan personal/pribadi tidak perlu di jadikan konsumsi publik kan ya karena emang secara urgensi juga ndak ada, kemudian disini kan ya udah sama² dewasa, sehingga di bicarakan baik² kan ya bisa ndak perlu di jadikan konsumsi publik. Kemudian karena ketika urusan ini udah jadi konsumsi publik, akan banyak kepala yang terlibat & akhirnya akan banyak asumsi yang tercipta. Sehingga urusan yang secara substansi sepele & ndak ada artinya jadi melebar kemana² melenceng jauh dari substansi awalnya. Sehingga bukannya tambah simpel jadi tambah runyem jadinya..
Nah, kemudian disini setelah urusan ini jadi konsumsi publik, tidak ada ketegasan untuk mengkonfirmasi, klarifikasi, & meluruskan. Karena ketika suatu urusan ini sudah menjadi polemik, seharusnya ada ketegasan untuk mengkonfirmasi, klarifikasi, & meluruskan. Sehingga udah clear duduk perkaranya gimana. Nah, meskipun bukan saya yang menjadikan urusan ini jadi konsumsi publik, tapi karena ada keterkaitannya dengan saya, oke deh disini saya klarifikasi aja. Biar isu ini ndak berkembang jadi bola liar. Jadi disini bukan saya yang jadikan konsumsi publik, lha kok saya yang terima ndak enaknya. Udah bukan saya yang berbuat lha kok saya yang terima ndak enaknya. Nyusahin & ngrepoti ya.. hehehe..
Nah, oke deh, kita lanjut ke kronologinya ya..
Ya, jadi begini, waktu itu kan saya tau kalo si "bunga" ini lagi jomblo. Ya, yang namanya anak laki² kan ya ndak ada salahnya untuk coba² kenalan & ngajak komunikasi. Karena kan ada pepatah yang mengatakan, tak kenal maka tak sayang, sehingga kalo ndak kenal ya kenalan. Kan begitu simpelnya. Ya kan? Hehehe..
Nah, karena saya tau domisili si "bunga" ini di Jakarta, okelah saya waktu itu emang ada rencana untuk ke Jakarta biar ndak LDR lah maksudnya. Karena saya ngerti LDR ini bakalan banyak masalahnya. Sehingga ya udah deh, saya ngalah aja. Kemudian disini waktu itu saya juga ada rencana untuk ikut program inkubasi bisnis di Jakarta. Karena gak mungkin juga saya merantau ke Jakarta cuman jadi pengangguran & buat bucinin si "bunga". Sehingga maksud saya waktu itu biar ndak LDR & sekalian bangun karir di Jakarta lah intinya. Nah, sehingga waktu itu motif rencana saya ke Jakarta ada 2, antara lain :
1. Biar ndak LDR dengan si "bunga".
2. Ikut program inkubasi binis di Jakarta..
Nah, waktu itu emang saya udah niat untuk ke Jakarta sekitar pertengahan 2019. Nah, karena saya masih ada urusan di Surabaya, sehingga saya selesaikan urusan saya dulu di Surabaya. Akhirnya pada akhir 2019 & awal tahun 2020, urusan saya udah selesai, kemudian saya berencana untuk ke Jakarta. Cuman waktu itu Jakarta lagi hujan lebat & banjir hebat, sehingga disini saya akhirnya mengurungkan niat saya untuk ke Jakarta. Karena gak mungkin dong saya mau ikut program inkubasi bisnis kalo bencana bajir? Karena di salah satu programnya kalo yang saya tau nanti akan di bukakan usaha & ada investor yang memodali. Sehingga kan ya gak mungkin buka usaha di tengah kondisi Jakarta lagi banjir? Karena idealnya orang mau usaha itu ketika kondisi lagi bagus²nya, bukan saat bencana. Sehingga karena waktu itu Jakarta lagi banjir & bencana, ya udah deh saya mengurungkan niat saya untuk ikut program inkubasi bisnis di Jakarta..
Nah, yang kedua disini saya udah berusaha untuk proaktif membangun jalur komunikasi dengan si "bunga" tapi ndak ada respon juga. Nah, tujuan saya waktu itu adalah untuk meminta konfirmasi & kepastian. Nah, saya udah berusaha untuk proaktif membuka jalur komunikasi tapi gak ada respon. Kan ya udah. Artinya ya emang ndak ada alasan yang kuat & jelas untuk saya ke Jakarta kan? Karena ngapain saya ke Jakarta kalo ndak ada alasan yang kuat & tujuan yang jelas? Karena nanti saya di kira ngayal, halu & berimajinasi lagi wong ndak ada respon & konfirmasi dengan si "bunga" kok saya mau ke Jakarta? Mau ketemu siapa, mau ketemu dimana, mau bahas apa, mau ketemu kapan, kan masih serba ndak jelas. Sehingga ya ndak ada alasan yang kuat & jelas bagi saya untuk pergi ke Jakarta kan?
Nah, jadi disini itulah yang membuat saya membatalkan rencana saya ke Jakarta. Yaitu karena waktu itu Jakarta lagi banjir, kemudian saya udah proaktif membuka jalur komunikasi dengan si "bunga" tapi ndak ada respon. Sehingga ndak ada alasan yang jelas & kuat bagi saya untuk ke Jakarta. Nah, sehingga sampe disini udah jelas ya buntunya dimana?
Nah, seandainya saja waktu itu si "bunga" konfirmasi ke saya, setidaknya ada 1 alasan dari 2 motivasi saya untuk ke Jakarta. Karena motivasi saya ke Jakarta waktu itu kan ada 2, yaitu biar ndak LDR dengan si "bunga" & mau ikut program inkubasi bisnis di Jakarta. Nah, untuk ikut program inkubasi bisnisnya kan saya ndak jadi karena waktu itu Jakarta lagi kena bencana banjir, tapi disini si "bunga" konfirmasi, sehingga masih ada 1 alasan yang jelas & kuat bagi saya untuk ke Jakarta. Jadi meskipun waktu itu Jakarta banjir, karena si "bunga" konfirmasi, mungkin saya masih ke Jakarta. Nah, karena waktu itu saya udah berusaha pro aktif untuk membuka jalur komunikasi dengan si "bunga" untuk minta konfirmasi & kejelasan, tapi ndak ada konfirmasi & kejelasan, kemudian Jakarta lagi banjir, sehingga ya udah 2 dari motivasi saya untuk ke Jakarta kan udah ndak ada. Sehingga sampe disini udah jelas ya konteks nya bagaimana?
Nah, kalo ada isu yang mengatakan kalo saya membatalkan janji saya, ya pertanyaan saya ketika saya udah berusaha untuk pro aktif membuka jalur komunikasi untuk konfirmasi & kepastian dulu, udah di konfirmasi belum? Kalo belum di konfirmasi, kan udah jelas buntunya dimana..
Nah, kemudian untuk menegaskan kembali hubungan saya dengan si "bunga" ini sebenernya apa? Apakah pacar, teman, mantan, atau selingkuhan?
Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita samakan persepsinya. Nih, saya kasi definisinya..
1. Teman. Teman ini hubungan sosial sesama manusia yang tidak terbatas oleh gender & usia. Bisa laki² dengan laki², bisa laki² dengan perempuan, & bisa perempuan dengan perempuan. Dalam hubungan ini tidak ada ikatan rasa yang khusus terutama untuk yang lawan jenis. Jadi ya biasa aja ndak ada rasa spesialnya..
2. Pacar. Pacar ini hubungan sosial antar manusia yang beda gender (ukuran hubungan yang normal, tidak membahas hubungan sesama jenis). Dalam hubungan ini ada rasa yang spesial atau bahasa sederhananya ada yang nyebut "chemistry". Nah, hubungan ini biasanya di gunakan sebagai sarana untuk mengenal kepribadian masing² sebelum melanjutkan ke hubungan pernikahan. Sehingga dalam hubungan ini masih belum ada kesepakatan yang di sahkan oleh agama & negara. Sehingga kalo di tengah jalan di rasa tidak ada kecocokan, ya udah buyar aja gak perlu ribet² ngurus administrasi macam² karena emang ikatannya masih belum di sahkan oleh agama & negara. Sehingga kalo emang di rasa sudah tidak ada kecocokan, lebih baik buyar saat masih dalam fase pacaran daripada buyar saat dalam fase pernikahan. Karena ya lebih baik & lebih gampang karena masih belum di sahkan oleh agama & negara.
3. Pernikahan. Pernikahan ini intinya kurang lebih sama seperti hubungan pacaran lah. Cuman disini sudah di sahkan oleh agama & negara. Sehingga kalo emang ndak ada kecocokan di tengah jalan & terpaksa harus buyar, ya ada persyaratan administrasi yang harus di selesaikan.
4. Selingkuhan. Selingkuhan ini hubungan gelap antara laki² & perempuan yang salah satunya atau kedunya sudah memiliki pasangan entah itu masih dalam fase pacaran atau sudah terikat dalam hubungan pernikahan..
5. Mantan. Nah, mantan ini merupakan staus hubungan dari orang yang pernah terikat dengan hubungan pacaran atau pernikahan tapi udah ndak di lanjutkan karena tidak adanya kecocokan..
Nah, jadi dari definisi saya di atas, sebenernya hubungan saya dengan si "bunga" ini apa? Apakah pacar, teman, mantan, atau selingkuhan?
Ya, kalo yang saya lakukan disini sih sebenernya baru sebatas kenalan & ngajak komunikasi aja. Itu pun ndak ada respon juga. Sehingga ya belum ada ikatan, kesepakatan, & hubungan apa² juga sebenernya..😅😅
Nah, sehingga kalo ada yang buat isu saya pasangannya si "bunga" kemudian ada yang nuduh saya selingkuh? Ada yang ganjil & aneh ndak? Wong saya ini baru sebatas kenalan & ngajak komunikasi aja, ndak ada respon juga, jalan ya belum, jadian ya belum, lha kok ada yang buat isu saya ini pasangannya si "bunga", mantanya si "bunga", & yang paling parah ada yang nuduh saya ini selingkuh. Ada yang aneh, ganjil, & konyol ndak? 😆😆🤣🤣
Nah, kalo ada yang buat isu demikian, ya ndak tau lah mungkin yang bersangkutan ini lagi halu, berimajinasi, & berfantasi karena udah lama sendiri. Sehingga jadian aja belum udah ngaku² pasangan & yang paling parah malah di isukan atau di tuduh selingkuh. Agak aneh, ganjil, & konyol emang..😆😆🤣🤣
Nah, karena saya masih ndak ada kesepakatan, ikatan, & hubungan apa² dengan si "bunga", ya bebas dong saya mau kenalan dengan siapa, berteman dengan siapa, & menjalin hubungan dengan siapa. Wong emang saya & si "bunga" ini belum ada hubungan apa² kok. Ya kan? Nah, sehingga disini udah jelas ya konteksnya bagaimana.. hehehe..
Nah, kemudian disini mengenai isu data. Oke saya disini setuju banget kalo sebelum mengambil keputusan, kita perlu melihat data. Tapi disini pertanyaannya adalah untuk konteks saya ini apa kaitannya dengan data? Karena yang saya lakukan ini kan baru sebatas kenalan & ngajak komunikasi aja. Sehingga ya ndak ada kaitannya dengan data sebenernya. Nah, tapi yang terjadi adalah sepertinya data pribadi saya ini malah di sebar. Sehingga ya orang baru sebatas kenalan & ngajak komunikasi aja tapi sepertinya data pribadinya malah di sebar. Apakah untuk menjawab kehebohan yang terjadi? Padahal dari awal udah jelas kan konteksnya bagaimana kalo yang buat urusan ini jadi konsumsi publik siapa? Jadi udah saya cuman baru sebatas kenalan & ngajak komunikasi aja, kemudian bukan saya yang buat urusan ini jadi konsumsi publik, lha kok malah sepertinya data pribadi saya di sebar. Karena ya ndak sambung gitu lho orang baru sebatas kenalan & ngajak komunikasi aja tapi data pribadinya malah di sebar. Bagaimana perlindungan data pribadinya?
Nah, kemudian disini mengenai isu media sosial, apakah instagram saya yang @ruddinss & @masss_odeee itu asli akun instagram saya? Nah, iya itu akun instagram saya & saya kelola sendiri & ndak pake jasa admin. Nah, tujuan saya buat akun instagram publik yang @masss_odeee itu sebenernya adalah sebagai media untuk upload portofolio saya sekaligus sebagai media klarifikasi. Karena saya mencium selama saya proses dengan si "bunga" ini sepertinya banyak isu² yang di buat oleh pihak² yang tidak bertanggung jawab & dengan motif & alasan yang ndak jelas & ndak bisa di benarkan juga sebenernya. Sehingga disini saya menggunakan media instagram sebagai sarana untuk klarifikasi & meluruskan barangkali ada isu² kurang sedap yang di hembuskan oleh pihak² yang tidak bertanggung jawah, dengan alasan & motif yang tidak jelas, tidak bisa di pertanggung jawabkan, & tidak bisa di benarkan juga sebenernya..
Nah, oke deh, saya buat sistem Q&A aja ya mengenai isu akun instagram saya..
1. Apakah akun instagram yang @ruddinss & @masss_odeee itu akun asli instagram saya?
- ya, itu akun asli instagram saya.
2. Apakah saya menggunakan jasa admin untuk mengelola akun instagram saya?
- tidak, saya sendiri yang mengelolanya..
3. Apakah foto dari akun instagram itu hasil jepretan saya sendiri atau hasil comot dari google?
- ya, beberapa hasil jepretan saya sendiri & beberapa hasil jepretan teman saya. Biasanya saya menyertakan sumbernya.
4. Apakah foto pada akun instagram saya ini editan?
- ya, untuk gambar desain gitar, itu jelas editan. Karena gimana coba masa saya ndesain ndak ada proses editingnya kan ya ndak mungkin juga.
5. Apakah foto desain gitar itu hasil desain saya?
- ya, itu hasil desain saya sendiri waktu semasa kuliah dulu.
Nah, sehingga sampe disini udah jelas ya mengenai isu akun instagram saya seperti apa. Nah, jadi gimana? Ada yang hembuskan isu² yang tidak sesuai dengan pertanyaan Q&A di atas ndak? Nah, jadi sampe disini udah clear & terjawab ya..
Nah, mengenai isu profesi, jadi sebenernya pekerjaan atau profesi saya ini apa sih? Ya, jadi disini saya sedang merintis usaha saya sendiri. Sehingga kalo ada isu² profesi atau pekerjaan selain itu, maka bisa di pastikan itu hoax & belum pernah ada konfirmasi & klarifikasi langsung ke saya..
Nah, jadi kurang lebih seperti itu untuk jawaban dari kemungkinan² isu yang di hembuskan oleh pihak tidak bertanggung jawab dengan alasan & motif yang tidak jelas & tidak bisa di benarkan juga sebenernya. Karena ya ngapain sih istilahnya wong orang baru sebatas kenalan & ngajak komunikasi aja kok malah sepertinya di tuduh & di isukan macam²? Kan ya ndak jelas & ndak ada alasan yang membenarkan juga sebenernya. Ya ndak? Hehehe..
Nah, mengenai isu pansos, apakah saya pansos? Lha yang buat urusan ini jadi konsumsi publik ya siapa? Apakah saya? Kalo saya niat pansos, dari awal kan ya saya yang menjadikan urusan ini jadi konsumsi publik. Karena orang pansos kan begitu ya, sukanya buat hal² yang kontroversi biar jadi sorotan publik. Lha untuk konteks ini kan dari awal udah jelas kalo bukan saya yang jadikan urusan ini jadi konsumsi publik & saya kepinginya di bicarakan baik² aja. Karena ya bagi saya ngapain sih urusan personal/pribadi di jadikan konsumsi publik? Kan ya ndak ada urgensinya juga sebenernya. Kemudian di bicarakan baik² berdua aja kan ya bisa. Wong ya udah sama² dewasa. Sehingga sampe disini udah clear ya konteksnya bagaimana..
Nah, jadi kurang lebih seperti itu ya. Jadi saya tegaskan lagi, yang saya lakukan ini baru sebatas kenalan & ngajak komunikasi aja sebenernya. Tapi yang terjadi adalah sepertinya saya ini malah di isukan, di tuduh, & di framing macam². Padahal kan idealnya sebelum menerima informasi, di klarifikasikan langsung ke yang bersangkutan agar tidak terjadi miskomunikasi. Kemudian disini sebelum di bagikan, di pikir dulu tujuannya ini buat apa? Jadi disini istilahnya saring sebelum sharing lah bahasa sederhananya..
Nah, kemudian sampe saya menulis tulisan ini, masih belum ada upaya konfirmasi & klarifikasi langsung ke saya. Padahal idealnya kan ketika udah jadi polemik, seharusnya ada upaya untuk konfirmasi, klarifikasi, & meluruskan. Agar semua udah clear bagaimana duduk perkaranya. Lah ini ndak, udah bukan saya yang jadikan urusan ini jadi konsumsi publik, kemudian ketika jadi konsumsi publik, & udah jadi polemik, eh ndak ada ketegasan upaya untuk konfirmasi, klarifikasi, & meluruskan. Sehingga ya seperti lempar batu sembunyi tangan. Udah berbuat tapi ndak mau bertanggung jawab & ngasi solusi yang sama² enak & tidak merugikan. Jadi bukan saya yang berbuat, lha kok saya yang malah di rugikan. Ngrepoti & nyusahin ya? Hehehe..
Nah, karena si "bunga" ini kebetulan oknum yang pake "seragam" jadi seolah² di generaliasikan jadi urusan "ini itu". Nah, pertanyaannya apakah bisa demikian?
Nah, jadi disini saya setuju kalo oknum yang pake "seragam" ini berjuang demi "ini itu". Setuju banget saya. Tapi pertanyaannya apakah semua oknumnya demikian? Apa ndak ada oknum yang terlbat pelanggaran terkait dengan masalah pribadi/personalnya? Misal terlibat perjudian, kasus narkoba, perselingkuhan, kdrt, dsb. Saya kira beberapa oknum ada lah yang kena kasus demikian. Nah, sehingga disini institusi atau organisasi punya aturan main yang ada untuk mencegah & mengatasi oknum yang melakukan pelanggaran. Sehingga semua udah ada aturan mainnya sebenernya. Sehingga ya tidak bisa di benarkan sebenernya ketika oknum yang pake "seragam" ketika berbuat kesalahan terkait dengan masalah pribadi/personalnya kemudian di generalisasikan jadi urusan "ini itu". Karena masa ada oknum yang pake "seragam" kemudian terlibat pelanggaran terkait dengan masalah pribadi/personalnya anggap aja kdrt atau perselingkuhan lah, masa bisa di benarkan di generalisasikan jadi urusan "ini itu" karena dia pake "seragam". Kan ya ndak bisa juga sebenernya. Sehingga disini beda antar ulah oknum & institusi. Kemudian antara urusan personal/pribadi & institusi. Kalo ada oknum yang melakukan pelanggaran terkait dengan masalah pribadi/personalnya, institusi sudah punya atauran main yang ada untuk mengatasinya..
Nah, sehingga sampe disini udah jelas ya beda antara okmum & institusi. Kemudian beda antara urusan pribadi & urusan institusi? Itu hal² yang berbeda & tidak bisa di generalisasikan sebenernya.. hehehe..
Nah, kemudian disini untuk konteks saya dengan si "bunga" ini bagaimana? Ya kan dari awal udah jelas banget saya tegaskan kalo urusan saya dengan si "bunga" ini murni urusan personal/pribadi aja sebenernya. Sehingga ya tidak bisa di generalisasikan jadi urusan "ini itu". Karena emang itu cuman murni urusan personal/pribadi seorang oknum aja sebenernya. Sama seperti dengan oknum yang sama² pake "seragam", sama² berjuang demi "ini itu", tapi ketika melakukan pelanggaran terkait dengan urusan personal/pribadinya, ya di proses juga sesuai aturan main yang ada. Kemudian saya kira udah banyak lah oknum yang sama² pake "seragam", sama² berjuang demi "ini itu", kemudian secara karir mungkin lebih mentereng dari si "bunga" ya di proses juga sesuai aturan main yang ada. Bukan malah di bela karena alasan pake "seragam" & di generalisasikan jadi urusan "ini itu". Kalo begitu mah malah salah kaprah jadinya & ada nuansa penyalah guanaan wewenang untuk kepentingan personal/pribadi dari si oknumnya. Ya ndak? hehehe..
Nah, kemudian kalo di lihat dari cara mainnya mereka ini kan serba tertutup & main belakang. Nah, ngapain sih pake cara² yang demikian? Kayak orang mau korupsi aja pake umpet²an segala, serba terutup, & main belakang. Ya ndak? Hehehe..
Nah, padahal saya ini lho enak²an aja kalo mau di ajak ngobrol terbuka di depan. Sehingga ya idealnya kalo ndak ada apa² kan ya mestinya bisa di bicarakan baik² & terbuka di depan. Bukan serba tertutup & main belakang. Sehingga kalo serba tertutup & main belakang? Ya ada indikasi ndak benernya. Ya ndak? Hehehe..
Nah, kemudian yang di sebarkan isunya ini di suruh merahasikan. Dalih yang di gunakan untuk melindungi "ini itu" atau demi rahasia "ini itu". Nah, apa benar demikian? Mari kita kupas satu per satu ya.. hehehe..
Nah, seperti yang udah saya jelaskan di atas antara beda oknum & institusi, kemudian beda urusan personal/pribadi & institusi. Kemudian kalo di lihat kontenya kan sepertinya ya murni gosip, hoax, & menjelek²an orang aja sebenernya. Sehingga ya tidak bisa di generalisasikan jadi rahasia "ini itu" sebenernya. Kalo data tertentu misal ada kaitannya dengan "ini itu" okelah saya setuju kalo itu rahasia "ini itu'. Tapi kalo cuman gosip, hoax, sama menjelek²an orang ya apa bisa di genralisaskan jadi kategori rahasia "ini itu"? Kan ya ndak bisa juga sebenernya. Karena masa rahasia "ini itu" isinya cuman gosip, hoax, & menjelek²an orang. Kan ya ndak mungkin & ndak masuk akal juga sebenernya..😂😂
Nah, sehingga ketika anda di suruh merahasiakan gosip, hoax, & ghibah yang di lakukan dengan dalih untuk melindungi rahasia "ini itu", nah pertanyaannya apa iya bisa demikian? Nah, kalo menurut saya sih ya jelas bukan lah. Wong semuanya udah jelas kok konteksnya bagaimana. Kalo untuk melindungi oknum yang berbuat pelanggaran atau kesalahan mungkin iya. Jadi ya keliru & salah kaprah ketika urusan personal/oknum di generalisasikan seolah² jadi urusan "ini itu". Karena itu murni hal² yang udah jelas berbeda sebenernya.. hehehe..
Nah, maksud saya begini, kalo emang si oknum ini di lindungi meskipun udah jelas² berbuat pelanggaran, saya ndak masalah. Tapi jangan malah merugikan orang lain yang udah proaktif membuka jalur komunikasi & yang ndak jelas salahnya dong. Karena masa oknum yang udah jelas² salahnya malah di lindungi karena alasan pake "seragam" & yang ndak jelas salahnya malah di rugikan untuk menutupi kesalahan oknum yang berbuat kesalahan? Ya ndak fair atau ndak adil dong. Semestinya ya yang udah jelas² salah & melakukan pelanggaran ya di proses sesuai aturan main yang ada & yang ndak salah ya justru malah di bela dong. Bukan malah yang udah jelas² salah malah di bela & di benarkan & yang ndak jelas salahnya malah di rugikan..
Nah, kemudian kan udah saya kasi solusi juga. Kalo emang mau melindungi & tidak mau memproses si "bunga" ya udah buat pernyataan. Istilahnya disini restorative justice lah. Kalo udah buat pernyataan ya udah selesai, mau si "bunga" begini, mau saya begitu, ya ndak ada urusan. Nah, kalo gitu kan udah sama² enak & ndak perlu ada pihak yang di rugikan..
Nah, kalo ini ndak, udah bukan saya yang berbuat kesalahan, lha kok saya yang malah di rugikan. Kemudian sampe sekarang juga gak ada permintaan maaf, solusi, penyelesaian, & tanggung jawabnya. Ngrepoti & nyusahin kan?
Nah, emang selama proses saya dengan si "bunga" ini ada pihak ketiga yang terlibat. Ini yang saya kurang suka sebenernya. Wong urusan begini aja banyak banget yang terlibat. Seharusnya urusan begini ndak perlu banyak pihak yang terlibat. Cukup di komunikasikan berdua aja kan ya bisa. Karena secara urgensi ya ndak ada pihak ketiga untuk ikut terlibat. Karena emang secara substansi ini murni urusan personal/pribadi aja. Karena kalo ada pihak ketiga yang terlibat, rawan banget untuk di tumpangi kepentingan². Sehingga malah melenceng jauh dari substansi awalnya..
Nah, emang disini sempat ada beberapa pihak ketiga yang ke Surabaya. Nah, setau saya mereka ada agenda tersendiri di Surabaya. Kemudian waktu itu saya juga ndak di konfirmasi & ndak ada janjian. Sehingga ya saya anggap mereka punya agenda tersendiri di Surabaya & bukan untuk menemui saya. Sehingga akhirnya ya saya ndak menemui mereka karena saya ndak ngerti kalo mereka ini ada keinginan untuk ketemu saya atau tidak..
Nah, sehingga kalo pihak ketiga merasa ndak di hargai karena saya ndak menemui mereka sewaktu mereka ke Surabaya, pantes ndak? Ya ndak pantes juga sebenernya wong saya ini ndak ngerti niat mereka ke Surabaya ini mau ketemu saya atau ndak karena emang ndak ada komunikasi, konfirmasi, & janjian juga ke saya. Sehingga ya agak aneh aja ketika mereka merasa ndak di hargai ketika saya ndak menemui mereka. Sehingga ketika mereka merasa demikian, pertanyaannya udah komunikasi, konfirmasi, janjian dulu belum kalo mau atau kepingin ketemu saya di Surabaya? Kalo belum kan udah jelas buntunya dimana..
Nah, sehingga disini bukan saya tidak menghargai pihak ketiga dengan tidak menemui mereka sewaktu ke Surabaya. Tapi lebih tepatnya saya ndak ngerti mereka ada niat atau keinginan untuk bertemu saya di Surabaya atau tidak, karena emang ndak ada komunikasi, konfirmasi, & janjian dulu ke saya. Sehingga saya anggap mereka ndak ada keinginan atau agenda untuk bertemu saya di Surabaya. Nah, kalo ada komunikasi, konfirmasi, & janjian, ya saya jelas akan menemui mereka sewaktu mereka ada agenda ke Surabaya. Kalo ndak ada komunikasi, konfirmasi, & janjian ya udah, artinya kan emang mereka ada agenda tersendiri di Surabaya & tidak ada agenda, keinginan, untuk bertemu saya di Surabaya. Kan begitu aja simpelnya..
Nah, intinya begini. Kalo saya pribadi menyarankan agar si "bunga" ini segera di nikahkan aja biar ngrepoti & nyusahin banyak orang. Karena emang kan secara usia dia sudah agak telat juga. Sehingga ya di segerakan aja..
Nah, kemudian untuk pasangannya saya sarankan cari di Jakarta & sekitarnya aja yang sekiranya udah siap. Karena kalo LDR ini bakalan banyak masalahnya. Kemudian disini kan saya udah ndak mau juga. Sehingga opsi terbaik & masuk akal ya segera di carikan pasangan aja yang udah siap & domisili di Jakarta & sekitarnya. Udah itu opsi paling masuk akal dari saya..
Nah, kalo saya gimana? Lha kan udah saya kasi kepastian kalo saya ndak mau. Sehingga ya jangan berharap saya mau memperjuangkan. Karena gimana logikanya orang ndak mau kok di suruh memperjuangkan? Kan ya aneh & ndak sambung logikanya. Kalo saya yang mau, ya saya yang berjuang & memperjuangkan. Lha wong ini saya doyan aja juga ndak kok berharap saya memperjuangkan. Ndak masuk & ndak sambung logikanya.. hehehe..
Kemudian untuk konteks pasangan, saya lebih seneng yang lebih muda, dari kalangan sipil, domisili Surabaya & sekitaranya aja. Kalo lebih tua & domisili di luar jatim, maaf saya ndak doyan. Sehingga sampe disini udah jelas semua sebenernya..
Nah, kemudian kalo saya pribadi memang ndak ada rencana atau urgensi untuk ke luar kota. Sehingga disini dalam waktu dekat saya masih di Surabaya aja. Kemudian kalo saya lebih seneng dengan yang lebih muda aja. Nah, sehingga sampe disini udah jelas kalo si "bunga" ini udah ndak masuk klasifikasi saya. Sehingga ya ndak perlu di permasalahkan & di perdebatkan lagi karena udah jelas semuanya. Karena ya emang ndak ada gunanya memperdebatkan urusan yang secara substansi murni cuman urusan pribadi/personal aja. Bagi saya ini urusan yang sangat sepele & kalo di perdebatkan, ini perdebatan yang sia² & ndak ada gunanya..
Intinya begini, saya ndak masalah misal ke Jakarta, asal jelas tujuannya. Jadi bukan gimana², karena untuk saat ini saya memang masih belum ada agenda & kepentingan yang jelas untuk ke Jakarta. Karena gimana coba kalo serba belum jelas? Mau ketemu siapa, mau ketemu dimana, mau bahas apa, mau ketemu kapan, dsb. Kan semua masih serba belum jelas. Jadi ngapain saya ke Jakarta kalo ndak ada agenda & tujuan yang jelas? Kan begitu sebenernya. Nah, sampe disini udah clear ya konteksnya bagaimana..
Nah, kalo si "bunga" merasa, "aduh saya udah telat nih". Lha itu kan semestinya tanggung jawab pribadi/personalnya si "bunga" sendiri. Dulu waktu muda ngapain aja? Kenapa dulu waktu masih muda ndak segera menikah? Kan karir ya udah bagus. Kemudian disini kan dari awal saya ini berusaha enak²an aja. Tapi kan yang ribet siapa kan ya udah jelas. Sehingga ya belajar & berusaha mengambil tanggung jawab atas hidup, keputusan, & ulahnya sendiri dong. Karena masa saya yang harus bertanggung jawab atas keputusan & kehidupan pribadi/personalnya si "bunga"? Padahal saya ini ya ndak ada ikatan/kesepakatan atau hubungan apa² dengan si "bunga". Sehingga ya belajar untuk bertanggung jawab atas keputusan & kehidupan personal/pribadinya masing². Itu aja sih kalo saya..
Nah, sehingga kurang lebih seperti itu untuk substansi, konteks, & kronologi saya dengan si "bunga". Jadi sampe disini udah jelas ya gimana substansi, konteks, & kronologinya. Sehingga harapannya setelah baca tulisan saya ini, bisa jadi ngerti sebenernya inti permasalahan atau substansi permasalahannya ini apa sih? Sehingga setelah ngerti substansi, konteks, & kronologinya, harapannya ndak mudah kemakan dengan isu² yang ada, yang di buat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, dengan motif & alasan yang tidak jelas, & tidak bisa di benarkan juga sebebernya..
Nah, kalo mau konfirmasi & klarifikasi, dari awal saya ini enak²an aja kok sebenernya. Saya malah seneng sebenernya ketika bisa di bicarakan baik² & terbuka di depan. Karena kalo bisa di bicarakan baik² & terbuka di depan, ngapain sih pake cara² yang serba tertutup & main belakang? Kayak orang mau korupsi aja pake umpet²an serba tertutup & main belakang? Ya ndak? Hehehe..
Nah, maaf kalo saya di ajak demikian saya ndak mau. Saya kepingin hidup normal & lempeng² aja. Sehingga kalo saya kepingin hidup normal & lempeng² aja bukanya di dukung & malah sepertinya di isukan, di tuduh, & d framing macam² kan pertanyaanya ada apa? Ada yang aneh & ganjil ndak? Hehehe..
Nah, kalo sesama orang bersih kan seharusnya kalo ada yang niat kepingin hidup normal & bersih dari hal yang demikian kan mestnya malah di dukung. Karena satu frekuensi sama² niat kepingin bersih dari hal² begituan. Nah, kalo ada orang yang niat kepingin bersih dari hal² yang demikian tapi sepertinya malah di isukan, di tuduh, & di framing macam², berarti yang buat isu, nuduh, & framing macam² berarti? Ya emang ndak satu frekuensi. Kan begitu aja simpelnya. Ya ndak? 😅😅😂😂
Nah, oke deh kurang lebih demikian. Sehingga kalo ada yang buat isu macam² monggo di konfirmasi & klarifikasikan ke saya langsung ndak masalah. Karena saya ini enak²an aja kok sebenernya. Wong saya ini dari awal justru malah yang pro aktif banget untuk membuka jalur komunikasinya kok. Jadi ya dari awal saya ini enak²an & terbuka aja sebenernya. Lha gitu kok malah sepertinya di isukan, di tuduh, & di framing macam². Ndak jelas kan?
Nah, kurang lebih begitu aja. Untuk yang nuansa politis nanti aja lah saya nulis di tulisan saya selanjutnya. Karena kepanjangan kayaknya kalo saya nulis disini sekarang. Sehingga untuk tulisan saya kali ini fokus di substansi, konteks, & kronologinya aja biar ngerti gimana substasi, konteks, & kronologinya. Sehingga tidak mudah kemakan sama isu², tuduhan, atau framing² yang di buat oleh pihak² yang tidak bertanggung jawab, dengan motif & alasan yang tidak jelas & tidak bisa di benarkan juga sebenernya.. hehehe..
Nah, sehingga sampe disini udah clear ya. Kalo kepo, silahkan di baca² lagi tulisan saya. Karena saya males kalo harus ngulang²i hal yang sama. Sehingga ya silahkan di baca sendiri lah. Pelan² aja karena yang terpenting paham bagaimana substansi, konteks, & kronologinya. Sehingga tidak mudah kegiring dengan isu² yang ada yang di buat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan alasan & motif yang tidak jelas & tidak bisa di benarkan juga sebenernya. Karena yang saya lakukan ini baru sebatas kenalan & ngajak komunikasi aja sebenernya. Lha kok malah sepertinya malah di isukan, di tuduh, & di framing macam². Ndak jelas kan? Banyak yang aneh, ganjil, & ndak jelas emang. Sehingga pertanyaan besarnya kan ada apa? Wong orang baru sebatas kenalan & ngajak komunikasi aja kok kayaknya udah di isukan, di tuduh, & di framing macam². Ya ndak? Nah, itu nanti saya lanjutkan analisa kemungkinan²nya di tulisan saya selanjutnya.
Oke deh, kurang lebih begitu aja. Selamat malam & selamat beristirahat. Bagi yang mau melanjutkan aktivitasnya silahkan..
Salam..
Komentar
Posting Komentar